Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan

Meramal Masa Depan

Suatu hari seorang peramal bertanya kepada seorang laki-laki yang mendatanginya untuk diramal masa depannya. Ia bertanya mengapa laki- laki tersebut begitu tertarik ingin mengetahui masa depannya. "Yah… supaya aku bisa melakukan banyak hal," sahut si laki-laki. "jadi, aku bisa mengubah hal-hal yang tidak aku inginkan terjadi." "Tapi, dengan begitu, mereka tidak akan menjadi bagian masa depanmu," kata si peramal. "Yah, barangkali aku hanya ingin tahu masa depanku, supaya bisa mempersiapkan diri menghadapi apa-apa yang bakal terjadi." "Kalau hal-hal baik yang terjadi, tentunya akan menjadi kejutan yang menyenangkan, " kata si peramal, "Kalau hal-hal buruk yang terjadi, dan kau sudah tahu sejak semula, belum apa-apa kau sudah menderita jadinya." "Aku ingin tahu tentang masa depan karena aku laki-laki," kata si laki-laki tersebut pada si peramal. "Dan laki-laki menjalani hidup mereka dengan berpatokan pada masa depan."

Peramal itu ahli dalam meramal menggunakan metode ranting-ranting kayu; dia melemparkan ranting-ranting itu ke tanah, kemudian menafsirkannya berdasarkan posisi jatuhnya. Tapi hari itu dia tidak melemparkan ranting-ranting tersebut, melainkan menbungkusnya dalam selembar kain, dan memasukkannya kembali ke dalam tasnya. "Aku mencari nafkah dengan meramal masa depan orang-orang. " Katanya. "Aku menguasai ilmu membaca ranting-ranting, dan aku tahu cara menggunakan mereka untuk menembus ke tempat segala sesuatunya telah tertulis. Di sana aku bisa membaca masa lampau, menemukan apa-apa yang telah terlupakan, dan memahami pertanda-pertanda yang ada di masa sekarang. "Kalau orang-orang datang berkonsultasi padaku, aku bukannya membaca masa depan mereka; aku sekedar menebak. Masa depan adalah milik Tuhan, dan hanya Dia-lah yang bisa mengungkapnya, dalam keadaan-keadaan tertentu. Bagaimana caraku menebak masa depan?

Berdasarkan pertanda- pertanda yang ada sekarang ini. Rahasianya ada pada saat sekarang ini. Kalau kau menaruh perhatian pada saat sekarang, kau bisa memperbaikinya. Dan kalau kau memperbaiki saat sekarang ini, apa yang akan datang juga akan lebih baik. Lupakan soal masa depan, jalani setiap hari sesuai ajaran-ajaran yang telah kau terima, yakinlah bahwa Tuhan mengasihi hamba-Nya. Setiap hari membawa keabadian bersamanya." Si laki-laki tersebut bertanya, dalam keadaan-keaadaan apa Tuhan bersedia membukakan masa depannya. "Hanya kalau Dia sendiri hendak mengungkapnya. Dan Tuhan jarang sekali mengungkap masa depan. Kalaupun Dia melakukannya, alasannya hanya satu: masa depan itu telah digariskan untuk diubah.

Romo Mardjo

Everyday is a Miracle

Saya pernah bertemu seorang berusia 65 tahun. Waktu itu saya bekerja sebagai pelayan gift-shop di hotel. Setelah customer selesai berbelanja dan akan meninggalkan toko, biasanya saya mengucapkan salam "have a nice day" dan itu saya ucapkan juga kepada nenek tersebut sehabis ia membayar di kasir.

Nenek itu berhenti dan berpaling ke arah saya sambil berkata, "Anakku, setiap hari adalah miracle day, bukan nice day!"

Lalu ia bercerita bahwa ia telah operasi jantung dua kali. Yang pertama ia menerima donor jantung anak usia 14 tahun tetapi tidak kompartibel dan sempat koma selama tiga hari. Lalu kedua kali ia menerima jantung pria berusia 35 tahun dan ternyata cocok hingga saat itu.

Nenek itu menambahkan sejak peristiwa tersebut ia merasakan hidup yang kedua kalinya. Baginya setiap saat adalah "miracle"; setiap tarikan dan hembusan nafas adalah keajaiban. Jadi hidup bukan hanya "nice day" tetapi hidup adalah "miracle every second".

Pertemuan singkat dengan nenek tersebut telah membuat saya lebih menghargai arti hidup, dan nenek itu datang sebagai guru bagi saya agar lebih menghargai hidup. Hidup akan jauh lebih berarti bila kita bisa memanfaatkannya dengan baik daripada sekadar menghitung hari.

Mengutip kata Tom Hanks dalam film Forrest Gump: "Life is like a box of chocolate, we never know what we gonna get". Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan tetapi dengan mempersiapkan diri dan attitude every day is miracle seperti nenek tersebut mungkin akan membuat hidup kita lebih hidup dan lebih berwarna baik bagi diri kita maupun bagi lingkungan sekitar kita.

Kasih Terlalu Sulit di Bahasakan

Tersebutlah seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu weekend, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut. Benar saja, di salah satu tikungan, ada sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Ternyata pengemudinya mabuk. Tabrakan tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal, dan menderita gegar otak yang cukup parah. Setelah berapa lama mendekam di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Buta tuli. Si ayah dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, karena ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang bisa anaknya rasakan.

Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta-tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan minta es, si ayah diam saja. Sebab ia melihat anaknya sedang demam, dan es akan memperparah demam anaknya. Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai melukai tangan si anak, karena ternyata tempat 'hangat' tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang
terbakar hebat.

Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin yang tajam itu sudah berkarat. Namun apa daya si anak tidak dapat mendengar, hanya dapat merasakan. Ia hanya bisa berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau papanya hanya melakukan yang terbaik untuk anaknya.

Saat-saat paling bahagia si ayah adalah saat dia mendengar anaknya mengutarakan perasaannya, isi hatinya. Saat anaknya mendiamkan dia, dia merasa tersiksa, namun ia senantiasa berada disamping anaknya, setia menjaganya. Dia hanya bisa berdo'a dan berharap, kalau suatu saat Allah dapat memberi mujizat. Setiap hari jam 4 pagi, dia bangun untuk mendo'akan kesembuhan anaknya. Setiap hari.

Beberapa tahun berlalu. Di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih! Anak itu berteriak kegirangan, sampai mengejutkan si ayah yang tertidur di sampingnya. Kemudian disusul oleh pengelihatannya. Ternyata Allah telah mengabulkan do'a sang ayah. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yang telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah, sambil berkata. "Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku."

Antara Karma, Takdir, Nasib dan Balas Dendam Tuhan


Orang yang percaya pada takdir menganggap perjalanan hidup manusia pada hukum alam yang sudah pasti. bumi dan benda angkasa yang bergerak melalui hukum alam, maka dari sini pun akan timbul kesimpulan bahwa demikian juga dengan umur manusia, segalanya berjalan berdasarkan hukum alam yang tidak berubah. Umur manusia sudah ditentukan berdasar hukum yang tetap. kemungkinan mati untuk seseorang yang berdiam diri di rumah atau seorang tentara yang berjuang di medan pertempuran sama saja, karena apa? Sebab sudah ditentukan terlebih dahulu.


Bila belum waktunya untuk mati walau ditembaki, manusia tak dapat mati. Tuhan telah menetukan segalanya dan manusia hanya dapat tunduk pada ktentuan Tuhan. menurut kepercayaan takdir ini, manusia tak dapat berdaya untuk merubah nasibnya dan karena sudah ditentukan lebih dulu. manusia tidak dapat bertanggung jawab atas perbuatannya, atas jalan pikirannya dan atas kemauannya karena Tuhan sudah menetukan.

Kepercayaan ekstrem seperti ini tidak dapat dipertahankan. Tuhan adalah Maha Penyanyang, Maha Pengasih, Maha adil. Tidak mungkin Tuhan Yang Maha Adil telah menetapkan kesusahan dan penderitaan pada sejumlah umatnya yang kurang mampu. Tidak mungkin Tuhan Yang Maha Pengasih membuat sebagian umatnya penjahat. Tidak masuk akal kalau Tuhan menetapkan seseorang menjadi pembunuh dan menetapkan orang itu untuk di hukum mati di tiang gantungan. Di mana kasih sayang Tuhan yang menetapkan makhluk ciptaan-nya sendiri untuk di hukum gantung?

Pemaknaan takdir seperi ini adalah penafsiran yang kurang tepat. Kesalahan bukan ada pada Tuhan melainkan kemampuan otak manusia untuk memahami ajaran agama yang kadangkala dangkal dan sempit. yang ditafsirkan manusia sebagai nasib adalah akibat dari perbuatannya yang mungkin kurang disadarinya karena terjadi diluar kesadaran, misalnya terjadi pada kehidupan terdahulu. dalam hal ini, kita perlu menerima adanya kehidupan dunia yang telah kita lewati sebelum yang sekarang.

Ini terjadi karena hukum instinc, hati nurani dan hukum sebab akibat ialah karma. tindakan kemampuan dari kemauan. Apa yang diperbuat oleh manusia terjadi karena kemampuan ini. Pada hewan halsemacam ini tidak berlaku karena kelemahan dalam hal pemikiran dan segala macam pertimbangannya. Karma menguasai tidak hanya manusia tapi juga hukum alam yang tak dapat dielakkan.

Hukum karma memberi pelajaran bahwa manusia mempunyai kebebasan kemauan, bahwa dia bertanggungjawab untuk perbuatannya dan bukan hanya boneka yang kebetulan berbasib sial, juga bukan penerima limpahan-limpahan hadiah dan hukuman dari balas dendam Tuhan. Hukum ini mengajar manusia dengan instinc-nya untuk mencapai kebahagiaan dan agar dia berkembang sampai pendirian kebenaran dan cinta… semoga…………..matur suwun

Ketika Hati Merapuh

"Guru, aku rapuh… hidupku tak berguna… laksana daki… aku hanya mengotori…"
"Laksana pohon… batang dahanku merapuh mati"
"Aku ingin bunuh diri!"
Demikian Murid terisak didepan sang Guru yang diam duduk bersila menikmati segelas kopi tubruk nan nikmat disebuah ruangan yang temaram.

Sang Guru bangkit mengambil aquarium kecil disudut ruangan yang berisi dua ekor ikan
Satu ekor berwarna keemasan dan seekor ikan putih yang terlihat biasa karena ikan tersebut memang ikan yang biasa hidup di persawahan

Lalu dituangkan beberapa tetes tinta hitam kedalamnya
Hingga air berubah warna menjadi pekat dan hitam
Ikan kecil itu perlahan mulai terlihat kebingungan
Bahkan ikan yang keemasan terlihat sempoyongan
Berjalan kehilangan arah… kesana kemari
Menggelepar kehabisan oksigen
Hingga mati
"Muridku… hati dan pikiranmu adalah laksana ikan dalam air hitam ini…"
"Gelap, pengap, sempit menyesakan"
"Ketika dalam gelap dunia terasa sejengkal lebarnya"
"Ketika dalam pengap serasa hidup tak berdaya… tanpa pilihan"
"Ketika pikiran sempit… hati kita tumpul… jiwa kita merapuh"
Dengan perlahan Sang Guru mengambil teko besar berisi air putih jernih
Dituangkannya ke dalam akuarium yang berwarna hitam itu
Sehingga perlahan warna hitam air tersebut terus memudar
Terus dituang bahkan hingga air di aquarium melimpah
Terus dituang hingga air didalam aquarium menjadi kembali jernih dan bening
Menyisakan ikan putih yang kembali segar berenang dengan riangnya….
"Muridku… penuhi jiwa dan hatimu dengan kebaikan dan limpahilah dengan syukur …"
"Lupakan segala kesulitan, kemalangan, kegelapan yang ada"
"Syukurilah kemudahan yang ada"
"Fokuslah pada kelapangan bukan pada kesempitan"
"Hitunglah keberuntungan dan lupakanlah kemalangan"
"Limpahkanlah perasaan syukurmu dengan menebar kebaikan ke sekitarmu"
"Penuhi hatimu dengan perasaan syukur maka perlahan hatimu terpenuhi syukur"
Murid bertanya: "Guru, aku sulit merasakan syukur"
Sang Guru menjawab : "Cukup perbanyak berbuat kebaikan maka hatimu akan belajar bersyukur"

Murid bertanya: "Guru, aku lemah dan tidak bisa bersabar"
Sang Guru menjawab : "Jadilah ikan sawah yang di asah oleh kesulitan hidup"
"dan menjadikan setiap kesulitan hidup adalah bagian dari proses menuju keberhasilan"
Murid bertanya: "Guru, aku masih dalam kegelapan"
Sang Guru menjawab: "Jadilah Cahaya!"
"sekecil apapun, jadilah cahaya bagi sekitarmu"
"terbarkanlah kebaikan….!"
"maka perlahan kegelapanmu akan sirna, karena kamu sudah menjadi cahaya"
Terimakasih Guru..

Sabarlah, Anakku!

Pada suatu hari, seorang anak mengeluh pada ayahnya. "Ayah, aku lelah harus belajar setiap hari, tetapi teman-temanku yang menyontek dapat nilai yang lebih bagus. Aku lelah harus membantu ibu, padahal teman-temanku yang lain punya pembantu. Aku lelah kalau harus menabung, padahal kalau ayah mau memberi uang jajan yang banyak setiap hari.." Anak laki-laki itu mengambil napas untuk kembali menumpahkan rasa kesalnya. Tetapi sang ayah hanya diam mendengarkan. "Aku juga capek harus menahan diri untuk tidak menyakiti hati orang lain, tetapi teman-temanku justru sering mengejekku dan membuatku sakit hati. Kenapa aku selalu begini ayah? Aku capek..."

Akhirnya anak laki-laki itu terisak dan menangis di depan ayahnya. Sang hanya menenangkan dengan mengusap bahu. Setelah anak laki-lakinya tenang, pria itu mengajak anak laki-lakinya menuju sebuah semak belukar yang becek dan dipenuhi tanaman berduri. "Kenapa kita harus masuk ke semak-semak ini ayah?" tanya sang anak laki-laki, "Aku tidak suka, sepatuku jadi kotor kena lumpur, celana jeansku kotor, banyak duri yang kena kulitku, sakit.." Ayah anak laki-laki itu diam tetapi memberikan senyuman agar anak laki-lakinya tetap tenang dan mengikuti jalan tersebut.

Hingga pada akhirnya, mereka tiba pada sebuah danau kecil yang pada bagian pinggirnya ditumbuhi tanaman dan bunga-bunga cantik. "Kamu suka tempat ini anakku?" tanya sang ayah. Anak laki-laki itu mengangguk semangat dan bibirnya tak dapat menyembunyikan senyum. "Kamu tahu mengapa tempat ini sepi padahal banyak yang tahu bahwa di balik semak belukar, ada danau yang sangat indah?" Anak laki-laki menggeleng. "Karena banyak orang yang tidak mau melewati semak belukar. Padahal dengan kesabaran, semua orang dapat melihat dan menikmati danau cantik ini."

Sang ayah tersenyum lalu melanjutkan.. "Begitu juga dengan hidup, butuh kesabaran untuk mendapatkan ilmu, butuh kesabaran saat bersikap baik, butuh kesabaran saat mengendalikan amarah, butuh kesabaran dalam berbuat kebaikan dan butuh kesabaran jika kamu ingin mendapatkan hasil yang indah. Karena itu, kamu harus belajar untuk sabar, anakku! Sekalipun itu adalah hal yang sulit!" Anak laki-laki itu akhirnya mengerti akan arti kesabaran, kemudian dia memeluk ayahnya sambil berjanji bahwa dia akan belajar untuk bersabar.

Siput Kecil dan Pohon Ceri

Pada suatu hari yang cerah, seekor siput kecil berniat memanjat pohon ceri yang sangat tinggi. Dengan gerakan yang sangat lambat, sang siput mulai berjalan pada batang pohon. Lambat... lambat... sang siput yang memang ditakdirkan untuk berjalan sangat lambat menikmati perjalanannya. Tidak ada rasa putus asa sekalipun dia telah berhari-hari memanjat pohon, puncak pohon masih sangat jauh.

Beberapa ekor burung yang selalu bermain di dahan pohon ceri melihat siput itu dan bersiul-siul mencemooh. "Hahaha... dasar siput bodoh. Untuk apa kau memanjat pohon ini? Belum ada buah ceri yang tumbuh... lagipula mau sampai kapan kau memanjat? Sudah turun saja!" ujar sang burung sambil terbahak-bahak.

Mendengar hal itu, siput kecil tidak putus asa atau marah, "Tuan burung, saat ini memang belum ada buah ceri, tetapi saat aku sampai di atas, pasti buah ceri sudah banyak yang ranum," ujar si siput yang terus melanjutkan perjalanan menuju puncak pohon. Kata-kata tajam dari burung membuat semangatnya makin membara untuk dapat mencapai puncak pohon, sekalipun perlu waktu yang sangat lama.

Hari demi hari berlalu, burung-burung yang terbang di dekat pohon ceri masih menertawakan siput kecil dan mengatakan kalau siput itu bodoh. Siput kecil berusaha tidak mendengar dan tetap pada tujuannya. Panas dan hujan yang silih berganti dia nikmati dalam perjalanan. Berbagai hinaan yang dilontarkan masih menjadi penyemangat.

Hingga pada akhirnya, musim semi datang, bunga-bunga pada pohon ceri telah berubah menjadi buah yang merah dan manis dengan lebatnya. Siput kecil telah sampai di puncak pohon dan menikmati buah merah tersebut dengan lahap. Burung-burung yang menghina siput tersebut akhirnya terdiam dan merasa malu karena perhitungan siput akan matangnya buah ceri benar, kegigihan dan usaha pantang dari siput kecil ternyata membuahkan hasil yang manis.

Sikap gigih dan pantang menyerah yang dilakukan siput kecil bisa menjadi dorongan kita untuk melakukan hal yang sama. Hinaan atau cercaan dari orang lain memang bisa datang, tetapi jadikan hal itu sebagai suntikan semangat agar Anda semakin fokus pada tujuan Anda. Perhitungan yang matang juga akan membawa Anda pada hasil yang sempurna, seperti ceri manis yang dinikmati si siput kecil.

Badai Hidup

Apa yang akan terjadi dalam hidup manusia tidak pernah ada yang tahu, orang tidak tahu kalau akan terjadi gempa atau badai dalam dirinya karena semua itu kadang diluar nalar manusia.

Beberapa saat yang lalu, kita disibukan dengan banyak kabar tentang gempa dan bencana dan saat ini keadaan lebih baik dan lebit tenang dengan belum terdengar adanya gempa. Semua orang akan menjadi "ngeri" karena gempa itu karena gempa telah meluluh lantakkan kehidupan mereka termasuk keadaan sekitar mereka. Tapi apa yang terjadi setelah gempa.

Gempa bisa mengubah segalanya, dari gempa solidartas muncul, keperpihakan hadir dan semangat juang tumbuh. Setelah gempa, orang keluar dari zona nyaman keadaanya ke zona yang tidak pasti karena hidup harus terus berjuang membangun diri setelah gempa terjadi. Setelah gempa ada yang cepat bangun untuk membangun tapi ada juga yang terlelap dalam mimpi buruknya dan terperosok lebih dalam di sana. Yang pasti setelah kehancuran itu ada banyak yang lebih baik daripada sebelumnya.

"Allah kadang memang menghancurkan dunia seseorang untuk memberikan dunia baru yang lebih baik".

Sama seperti gempa bumi demikianlah juga terjadi gempa dalam hidup seseorang. Bagi orang beriman Gempa ini dipandang berasal dari rencana Allah untuk kehidupan seseorang. Jika orang hidup dalam ketidak syukuran mereka akan menyalahkan keadaan dan Allah serta tidak menyadari kalau dunia baru sedang dimulai sejak gempa itu terjadi.

Saya pernah mengalami gempa dan badai hebat dalam hidup ini yang meluluhlantakkan hidup saya hingga tinggal puing-puing tidak berarti. Tapi setelah gempa itu, saya menemukan jalan baru yang lebih indah setelah jalan sebelum gempa itu karena jalan itu saya bangun bersama Ia yang mengijinkan gempa itu terjadi. Puing-puing itu kembali saya susun menjadi bangunan yang berbeda dari bangunan sebelumnya dengan cara pandang yang berbeda pula.

Pertama aneh tapi lama kelaman terasa lebih indah bahkan mengagumkan terutama bagi saya dan bagi mereka yang melihat keberadaannya setelah terjadi gempa kehidupan ini.
Maka saya selalu yakin kalau setelah tikungan selalu akan ada jalan lain yang lebih indah dalam kehidupan seseorang.

Setelah badai dan gempa kehidupan selalu akan ada hal terindah dalam hidup. Banyak orang telah mengalaminya, setelah jatun, ditingalkan, berani bangkit dan akhirnya tampil lebih percaya diri dan mempesona banyak orang yang melihatnya.

Maka jangan pernah patah semangat dan pupus harapan setelah ada gempa menghajar hidup Anda, yakinlah diri kalau akan ada keindahan baru karena hidup masih bisa ditata dan dibangun dengan lebih leluasa dari awal kehidupan setelah gempa atau badai itu. Sambutlah hari dengan semangat dan keyakinan baru walaupun gempa baru menghantam hidupi dan lihatlah, "Allah menghancurkan duniamu saat ini dan Ia akan menggantikannya dengan dunia baru yang lebih indah dan lebih menawan hati".

Salam dalam syukur, salam dalam cinta, salam dalam keberanian untuk bangkitdan bangun mendirikan rumah kehidpanbaru dengan lebih indah bersama Tuhan setelah gempa dan badai hidup terjadi. Salam dalam pembaharuan dan pembangunan hidup setelah gempa atau badai.

"Lihatlah, Allah sedang merenda hidupmu menjadi kain yang indah serta sedang membangun dirimu menjadi istana yang indah setelah hidupmu dihancurkan oleh badai dunia ini. Sungguh dalam Allah selalu ada pembaharuan dan cinta untuk membangun hidup kita".

"Allah tidak jahat dengan badai itu, tapi Ia sedang menata hidup kita".

Pertolongan dari dalam Penjara

Pertolongan dari dalam Penjara
Seorang pria tua tinggal sendirian di sebuah kota. Dia ingin sekali menanam kentang di kebun belakang rumahnya. Tapi pekerjaan menggali kebun sangatlah berat. Putra satu-satunya, yang akan membantunya, berada di penjara. Orang tua itu menulis surat kepada putranya dan menjelaskan tentang kondisinya sekarang. “Putraku tersayang, Aku merasa sangat buruk karena sepertinya saya tidak akan bisa menanam kentang tahun ini.

Aku benci merindukan saat-saat berkebun karena ibumu sangat suka berkebun. Aku hanya terlalu tua untuk menggali tanah untuk menanam kentang.Jika kau ada di sini, semua kesulitan saya akan berakhir. Aku tahu kau akan menggali tanah itu untuk saya, jika kau tidak berada dalam penjara. Salam sayang, Ayah”

Tak lama kemudian, pria tua itu menerima telegram yang berbunyi: ‘Demi Tuhan, Ayah, jangan menggali kebun! Di situlah aku mengubur senjatanya! ‘ Pada pukul 4 pagi keesokan harinya, selusin agen FBI dan polisi setempat muncul dan menggali seluruh kebun tanpa menemukan senjata apapun. Dengan perasaan bingung, orang tua itu menulis surat lagi kepada anaknya untuk menceritakan apa yang telah terjadi, dan bertanya kepadanya apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Jawaban putranya adalah sebagai berikut “Selamat berkebun ayah. Sekarang ayah bisa menanam kentang tahun ini. Ini adalah hal terbaik yang bisa kulakukan untukmu dari sini. ” Kerabat Imelda...Tidak masalah dimana anda berada. Jika anda memutuskan untuk melakukan sesuatu dari dalam hati, maka anda bisa melakukannya dari belahan dunia manapun.

sumber : https://www.facebook.com/BMSPS?fref=ts

Hari Yang Sangat Indah, Tetapi Saya Tidak Bisa Melihatnya

orang buta
Seorang anak buta duduk bersila di sebuah tangga pintu masuk pada sebuah supermarket. Yup, dia adalah pengemis yang mengharapkan belas kasihan dari para pengunjung yang berlalu lalang di depannya. Sebuah kaleng bekas berdiri tegak di depan anak itu dengan hanya beberapa keping uang receh di dalamnya, sedangkan kedua tangannya memegang sebuah papan yang bertuliskan “Saya buta, kasihanilah saya.” Ada Seorang pria dewasa yang kebetulan lewat di depan anak kecil itu. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa keping uang receh, lalu memasukkannya ke dalam kaleng anak itu. Sejenak, pria kaya itu memandang dan memperhatikan tulisan yang terpampang pada papan. Seperti sedang memikirkan sesuatu, dahinya mulai bergerak-gerak.

Lalu pria itu meminta papan yang dibawa anak itu, membaliknya, dan menuliskan beberapa kata di atasnya. Sambil tersenyum, pria dewasa itu kemudian mengembalikan papan tersebut, lalu pergi meninggalkannya. Sepeninggal pria itu, uang recehan pengunjung supermarket mulai mengalir lebih deras ke dalam kaleng anak itu. Kurang dari satu jam, kaleng anak itu sudah hampir penuh. Sebuah rejeki yang luar biasa bagi anak itu.

Beberapa waktu kemudian pria dewasa itu kembali menemui si anak lalu menyapanya. Si anak berterima kasih kepada pria itu, lalu menanyakan apa yang ditulis sang pria di papan miliknya. Pria itu menjawab, “Saya menulis, ‘Hari yang sangat indah, tetapi saya tidak bisa melihatnya.’ Saya hanya ingin mengutarakan betapa beruntungnya orang masih bisa melihat. Saya tidak ingin pengunjung memberikan uangnya hanya sekedar kasihan sama kamu. Saya ingin mereka memberi atas dasar terima kasih karena telah diingatkan untuk selalu bersyukur.”

Pria itu melanjutkan kata kata motivasi nya, “Selain untuk menambah penghasilanmu, saya ingin memberi pemahaman bahwa ketika hidup memberimu segala macam masalah, ingatlah bahwa semua masalah bakal terlewati, berapapun lamanya pasti akan berlalu, oleh sebab itu bersyukurlah untuk hidup yg berarti ini "

Love You More Than Last Year "HONEY"

mawar cinta
Mawar merah adalah kecintaannya, nama orangnya sendiri pun "Mawar". Dan setiap tahun suaminya selalu mengirimkan mawar-mawar itu, diikat dengan pita indah. Pada tahun suaminya meninggal, dia mendapat kiriman mawar lagi. Kartunya tertulis "Be My Valentine like all the years before".

Sebelumnya, setiap tahun suaminya mengirimkan mawar, dan kartunya selalu tertulis, "Aku mencintaimu lebih lagi tahun ini, ... Kasihku selalu bertumbuh untukmu seturut waktu yang berlalu ..." Dia tahu ini adalah terakhir kali suaminya mengirimkan mawar-mawar itu. Dia tahu suaminya memesan semua itu dengan bayar di muka sebelum hari pengiriman. Suaminya tidak tahu kalau dia akan meninggal. Dia selalu suka melakukan segala sesuatu sebelum waktunya. Sehingga ketika suaminya sangat sibuk sekalipun,segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik.

Lalu Mawar memotong batang mawar-mawar itu dan menempatkan semuanya dalam satu vas bunga yang sangat indah. Dan meletakkan vas cantik itu disebelah potret suaminya tercinta. Kemudian dia akan betah duduk berjam-jam dikursi kesayangan suaminya sambil memandangi potret suaminya dan bunga-bunga mawar itu.

Setahun telah lewat, dan itu adalah saat yang sangat sulit baginya. Dengan kesendiriannya dijalaninya semua. Sampai hari ini Valentine ini.. Beberapa saat kemudian, bel pintu rumahnya berbunyi,... seperti hari-hari Valentine sebelumnya Ketika dibukanya, dilihatnya buket mawar di depan pintunya. Dibawanya masuk, dan tiba-tiba seakan terkejut melihatnya.

Kemudian dia langsung menelpon toko bunga itu... Ditanyakannya kenapa ada seseorang yang begitu kejam melakukan semua itu padanya, membuat dia teringat kepada suaminya..dan itu sangat menyakitkan ...

Lalu pemilik toko itu menjawabnya, "Saya tahu kalau suami Nyonya telah meninggal lebih dari setahun yang lalu. Saya tahu anda akan menelpon dan ingin tahu mengapa semua ini terjadi ... Begini Nyonya, ... bunga yang anda terima hari ini sudah di bayar di muka oleh suami anda. Suami anda selalu merencanakan nya dulu dan rencana itu tidak akan berubah. Ada standing order di file saya, dan dia telah membayar semua... maka anda akan menerima bunga-bunga itu setiap tahun. Ada lagi yang harus anda ketahui, ... Dia menulis surat special untuk anda ... ditulisnya bertahun-tahun yang lalu...dimana harus saya kirimkan kepada anda satu tahun kemudian jika dia tidak muncul lagi di sini memesan bunga mawar untuk anda... Lalu, tahun kemarin, saya tidak temukan dia di sini, ... maka surat itu harus saya kirimkan setahun lagi ... yaitu tahun ini, ... surat yang ada bersama dengan bunga itu sekarang... bersama dengan Nyonya saat ini." Mawar mengucapkan terima kasih dan menutup telepon,... dia langsung menuju ke buket bunga mawar itu,...

Sedangkan air matanya terus menetes. Dengan tangan gemetar diambilnya surat itu Di dalam surat itu dilihatnya tulisan tangan suaminya menulis, "Dear kekasihku, ... Aku tahu ini sudah setahun semenjak aku pergi. Aku harap tidak sulit bagimu untuk menghadapi semua ini. Kau tahu, semua cinta yang pernah kita jalani membuat segalanya indah bagiku, Kau adalah istri yang sempurna bagiku. Kau juga adalah seorang teman dan kekasihku yang memberikan semua kebutuhanku. Aku tahu ini baru setahun, ... Tapi tolong jangan bersedih ...Aku ingin kau selalu bahagia, ... Walaupun saat kau hapus air matamu ... Itulah mengapa mawar-mawar itu akan selalu dikirimkan kepadamu. Ketika kau terima mawar itu, ingatlah semua kebahagiaan kita, dan betapa kita begitu diberkati ... Aku selalu mengasihimu ... dan aku tahu akan selalu mengasihimu ... Tapi, ... istriku, kau harus tetap berjalan ... kau punya kehidupan... Cobalah untuk mencari kebahagiaan untuk dirimu. Aku tahu tidak akan mudah tapi pasti ada jalan. Bunga mawar itu akan selalu datang setiap tahun, ... dan hanya akan berhenti ketika pintu rumahmu tidak ada yang menjawab dan pengantar bunga berhenti mengetuk pintu rumahmu ... Tapi kemudian dia akan datang 5 kali hari itu, takut kalau engkau sedang pergi ... Tapi jika pada kedatangannya yang terakhir dia tetap tidak menemukanmu ... Dia akan meletakkan bunga itu ke tempat yang ku suruh ... meletakkan bunga-bunga mawar itu ditempat dimana kita berdua bersama lagi.. untuk selamanya .

Cintai pasanganmu sebelum salah satu dari mereka pergi meninggalkanmu.

Delapan Diktator Terkaya Sepanjang Sejarah

"Diktator" selalu berkonotasi negatif, karena realitanya selalu seperti itu di belahan bumi manapun dan siapapun pelakunya. Sebagian besar dari para diktator ini memiliki saham dalam setiap pie, menghabiskan banyak waktu menutupi jejak uang dan mengumpulkan kekayaan untuk  anggota keluarga mereka.

Muammar Gaddafi

Muammar Gaddafi
Saat aset pemimpin Libya Muammar Gaddafi dan sanak saudaranya dibekukan pada Maret 2011, angka-angka yang keluar mengejutkan. AS menahan $30 miliar (Rp288,4 T) dari investasi keluarga ini. Kanada membekkukan $2,4 miliar (Rp23 T), Austria membekukan $1,7 miliar (Rp16,3 T) dan Inggris membekukan $1 miliar (Rp9,6 T). Angka ini dilaporkan masih jauh dari harta Khadafi sebenarnya. Selama 42 tahun menjabat, ia dilaporkan mengumpulkan $75 sampai $80 miliar (Rp721-Rp769 triliun).


Bashar al-Assad

Bashar al-Assad
Mantan mahasiswa dokter mata, Presiden Syria Bashar al-Assad memastikan bahwa kerabatnya menempati posisi-posisi strategis di pemerintahan. Laporan The Guardian menyatakan bahwa Assad memiliki aset $1,5 miliar (Rp14,4 T). Jika aset ini termasuk yang di dalam Syria. yang dikuasai Assad dan keluarganya, maka figur ini mencapai $122 miliar (Rp1173 T). Kekayaannya berasal dari tanah, energi, dan perizinan. Assad.








Hosni Mubarak

Hosni Mubarak
Menjadi kepala militer selama 30 tahun, bekas Presiden Mesir Hosni Mubarak mengumpulkan kekayaan di tengah rakyatnya kesusahan. Diktator berusia 82 tahun ini mengumpulkan $70 miliar (Rp673 T) dalam 30 tahun, dari potongan proyek yang diambil anak-anak dan keluarganya. Mereka hidup seperti raja, naik pesawat jet keliling dunia dan hidup di istana-istana.




Ali Abdullah Saleh

Ali Abdullah Saleh



Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh berkuasa selama 30 tahun sampai ia menyerahkan kekuasaan baru-baru ini. Hartanya diperkirakan mencapai $32 miliar (Rp307 triliun).









Zine al Abidine Ben Ali


Bekas Presiden Tunisia Zine al Abidine Ben Ali dihukum 35 tahun penjara lewat sidang in absentia. Diturunkan oleh revolusi Melati, ia hidup berlebihan sementara rakyatnya menderita dalam kejahatan hak asasi manusia. Istrinya dilaporkan berhasil kabur dengan batangan emas senilai $37 juta (Rp 355,7 miliar). Ben Ali dilaporkan memiliki harta total $7 miliar (Rp67,3 T).




Robert Mugabe


Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mengubah Zimbabwe yang dulunya kaya menjadi negara mainannya, ia membunuhi rival-rivalnya dan menjarah negaranya habis-habisan. Nilai kekayaannya diperkirakan mencapai $5-$10 miliar (Rp48-96 T) dari deposit berlian negaranya.





Teodoro Obiang Nguema Mbasogo


Presiden Equatoguine Teodoro Obiang Nguema Mbasogo menjarah habis-habisan negaranya yang kaya minyak. Ia sama sekali tak membagi keuntungan negara itu dengan rakyatnya. Nilai kekayaannya mencapai $1 miliar (Rp 9,6T), sementara rakyatnya hidup hanya dengan $1 per hari (Rp 9615). Anak laki-lakinya meneruskan kehidupan mewah itu dengan rumah seharga $35 juta ( Rp336 miliar) di Malibu dan tiga Bugatti Veyrons seharga $1,7 juta (Rp16,3 M).






Ali Bongo Ondimba

Presiden Gabon Ali Bongo Ondimba bersama kroninya, mengantungi 25% dari PDB negaranya. Kekayaannya yang dilaporkan mencapai $1 miliar (Rp9,6 T) masih terlalu rendah. Pasalnya pada 2010, ia dilaporkan membeli sebuah townhouse di Paris seharga $138 juta (Rp1,3 T).

Rahasia Kotak Sepatu

kotak sepatu
Henry dan Marta sudah menikah lebih dari 40 tahun. Tentu, sepasang manusia itu kini telah renta. Umur Henry 72 tahun dan umur Marta 68 tahun. Ketika hidup berumah tangga, keduanya tidak pernah menyimpan rahasia. Kecuali, sebuah kotak sepatu yang di simpan Marta di lemari pakaiannya. Marta berpesan kepada suaminya untuk tidak sekali-kali membukanya atau bahkan menanyakan tentang barang itu kepadanya.

Suatu ketika, Marta sakit keras. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Henry dan anak-anak mereka untuk menyembuhkan Marta. Tetapi, tak satu pun yang berhasil. Dokter sudah angkat tangan dengan penyakit Marta. Mengingat tuanya usia Marta, tidak mungkin bagi dokter untuk melakukan tindakan-tindakan medis seperti yang biasa dilakukan pada penderita biasa.

Saat berbaring di tempat tidur, Marta berkata lirih pada suaminya, “Tolong ambilkan kotak sepatu di lemari pakaianku.” Henry segera beranjak dari tempat duduknya dan mengambil kotak sepatu itu, lalu memberikannya pada istrinya. Rupanya Marta sadar, bahwa ini adalah saat yang tepat untuk membuka rahasia di dalam kotak sepatu itu.

“Bukalah.” Marta berkata lagi pada suaminya. Perlahan-lahan Henry membuka penutup kotak itu. Henry mendapati ada dua boneka rajut dan setumpuk uang senilai hampir sepuluh juta rupiah. Henry lalu menanyakan ada apa dengan dua boneka rajut dan uang itu pada istrinya.

“Ketika kita menikah, ada sebuah rahasia perkawinan yang dituturkan Nenekku.” Marta bercerita, “Nenekku berpesan bahwa jangan sekali-kali membentak atau berteriak pada suamimu. Nenek bilang jika suatu saat saya marah padamu, saya harus tetap diam dan merajut sebuah boneka.” Henry hanya bisa terdiam saat mendengar cerita istrinya. Dan, air mata pun mulai bercucuran di pipinya.

“Sayang, lalu bagaimana dengan uang sepuluh juta ini?” Tanya Henry pada Marta, “Darimana engkau mendapatkan sebanyak ini?” Isteri menyahut, “Oh, itu adalah uang hasil penjualan dari boneka-boneka yang pernah saya buat"

Seribu Alasan untuk Sebuah Kegagalan

Bila kita mencari cari alasan untuk sebuah kegagalan, kita bisa temukan berjuta juta dengan mudahnya, namun alasan tetaplah alasan. ia takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. kerapkali alasan serupa dengan pengingkaran, semakin banyak menumpuuk alasan, semakin besar penngingkaran pada diri sendiri. ini menjauhkan akita dari yang namanya keberhasilan. sekaligus melemahkan kekuatan diri sendiri. cobalah kita berusaha berhenti mencari suatu alasan untuk menutup kegagalan. Mulai dengan bertindak untuk meraih keberhasilan.

sebaiknya kita belajar dari penambang yang tekun mencari emas. ia menimba berliter liter tanah keruh disungai. ia saring lumpur dari pasir. ia sisir pasir dari logam, tak jemu ia lakukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan. begitulah semestinya kita memperlakukan kegagalan.

kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas, bila kita terus berusaha, tekun mencari perbaikan disela sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan alasan. maka kita akan menemukan cahaya kesempatan. dengan mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada didalamnya..

Hidup Ini Sederhana

Hidup ini Sederhana
Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

Seorang anak berkata kepada ibunya: “ Ibu hari ini sangat cantik.” Ibu menjawab: “Mengapa?” Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. ”

Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.” Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.”

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya:
“Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?” Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi.” Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana.”

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.” Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.” Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir,
semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?” Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

Mencari Keajaiban Kecil

"Saya suka cuci piring" kata gadis cilik itu.
"Mengapa?" tanyaku takjub.
"Karena saya suka melihat keajaiban setelah mencuci. Piring yang tadinya kotor dan berminyak bisa menjadi bersih dan mengkilap. Mengherankan.....," jawabnya dengan kedua bola mata yang berpendar indah.

keajaiban kecilKeajaiban dalam cuci piring. Wah, ini sungguh tak terpikirkan olehku. Keajaiban dalam hal-hal yang sangat sederhana. Gadis cilik itu satu diantara lebih dari seratus anak yang berkumpul dan menikmati camping rohani yang diadakan oleh sekolah minggu gerejaku. Dan tiba-tiba aku melihat dan merasakan keajaiban pada kumpulan anak kecil itu. Ternyata hidup adalah keajaiban. Dan keajaiban tidak semata suatu peristiwa yang luar biasa, yang menakjubkan, yang menjadi buah bibir bagi banyak orang. Keajaiban itu sangatlah sederhana dan dapat dinikmati bahkan dalam peristiwa-peristiwa kecil sehari-hari. Ternyata, hidup kita ini dikelilingi oleh banyak keajaiban. Tahukah anda?

Maka kita yang saat ini sedang mengejar keajaiban, mengharapkan dan merindukan keajaiban, tetapi merasa kecewa dan putus asa karena tak pernah menemukannya, mungkin perlu belajar dari gadis cilik itu. Dengan tangan mungilnya, dia dengan tekun mencuci piring makannya dan menemukan keajaiban yang dicari banyak orang saat menikmati hasil kerjanya. Dari piring yang kotor menjadi piring yang mengkilap.

"Saya suka mencuci piring, karena saya suka melihat keajaiban setelah mencuci....."

Keajaiban setelah mencuci. Keajaiban setelah bekerja keras membersihkan sisa-sisa lemak dan menggosok piring makannya sendiri. Keajaiban setelah berusaha.....

Mengapa kita seringkali hanya duduk diam menunggu keajaiban itu datang dengan sendirinya? Tidakkah keajaiban itu pun butuh proses kerja yang tidak ringan? Mengapa seringkali kita merasa kecewa karena disepelekan atau dianggap tidak ada? Tidakkah kita sendirilah yang perlu membuktikan keberadaan kita? Mengapa kita harus tergantung pada orang lain? Mengapa kita harus menganggap diri kita harus diperhatikan, harus dicintai, harus dipuji sebagai bukti keberadaan kita? Bukankah kita sendirilah yang harus berupaya untuk memperhatikan, mencintai dan memuji keberadaan orang lain sehingga mereka bisa tahu bahwa kita ada? Keajaiban hanya akan muncul setelah kita bekerja keras. Setelah gadis cilik itu membersihkan piringnya, dan tidak perlu menanti orang lain yang datang membersihkan piringnya. Gadis cilik itu melihat keajaiban setelah mencuci piringnya sendiri....

Keajaiban itu sesederhana hidup ini. Hidup yang harus dijalani, saat demi saat, hari demi hari, dijalani dan dinikmati. Dengan mengeluh dan merasa kecewa tanpa berbuat apa-apa, kita hanya akan mendapatkan semakin banyak kekecewaan dan perasaan putus asa pun kian dalam. Dan keajaiban yang kita harapkan semakin menjauh dari kita. Dengan matanya yang berpendar indah, gadis cilik itu itu memandang piring makan yang kini mengkilap bersih setelah dia mencucinya. Inilah keajaiban itu. Inilah kegembiraan baginya. Dia tidak menunggu seseorang datang dan membersihkannya. Lalu akan merasa kecewa dan sakit hati jika ternyata tak ada yang mau membantunya untuk mencuci piringnya sendiri. Tidak. Dia bekerja sendiri. Dia berusaha sendiri. Dan menikmati hasilnya sendiri. Keajaiban ada setelah dia mencuci piringnya. Dan dia menikmatinya. Tuhan memberkati.

Mengampuni Memaafkan dan Melupakan

Setiap orang yang pernah terluka hatinya pasti akan mempunyai perasaan marah, sakit hati, dendam, benci, kecewa, dan lain-lain. Bagaimana kita mampu mengatasi semua perasaan itu kalau kita selalu mengingat bagaimana seseorang telah mengecewakan dan menyakiti hati kita? Apa yang harus dilakukan untuk memaafkannya dan melupakannya? Di saat menangis karena hati terluka, bisakah kita menahan emosi untuk tidak meluapkannya pada orang yang menyakiti hati kita?

Hati bisa kita umpamakan seperti gelas kaca yang harus selalu dijaga, dipegang hati-hati agar tidak jatuh dan pecah. Tetapi bila gelas kaca itu jatuh dan pecah mungkin perlu usaha ekstra untuk mengumpulkan pecahannya dan memperbaikinya kembali dengan segala cara agar terlihat sempurna. Teman, sesempurna apapun usaha yang kita lakukan untuk mengembalikan gelas itu utuh kembali, pasti akan tetap terlihat bekas-bekas keretakan yang ada, dan tidak akan pernah kembali utuh dan indah.

Saya mempunyai seorang teman yang dikecewakan oleh orang lain dan dia sudah memaafkan orang itu tetapi belum bisa melupakan kesalahan yang dibuat temannya itu. Apakah ini bisa dinamakan benar-benar memaafkan? Menurut saya ini tidak bisa di sebut dengan memaafkan. Ketika kita memaafkan seseorang maka kita akan melupakan 100 persen kesalahan yang dibuat orang itu terhadap kita. Kata memaafkan tidak mengenal kata "meskipun". Contohnya seperti ini: "Saya mau berteman denganmu kembali MESKIPUN kamu pernah menyakiti saya." Ketika seseorang mengucapkan kalimat seperti itu itu berarti dia belum bisa melupakan kesalahan yang pernah dibuat orang lain terhadap dirinya. Memaafkan berarti kita sudah melupakan dan tidak akan pernah menyinggung kembali kesalahan yang dibuat oleh orang lain terhadap kita dalam kondisi apapun itu.

Mengampuni dan melupakan merupakan bagian yang tak terpisahan. Pertimbangkanlah sungguh-sungguh keputusan yang anda ambil hari ini, karena yang bertanggung jawab atas hari esok kita adalah keputusan kita hari ini. Melupakan adalah proses dari mengampuni, jadi tidak mungkin kita mengampuni tapi tidak melupakan. Melupakan memang butuh proses, proses melupakan bisa kita umpamakan dengan bekas luka. Kalau tangan kita teriris pisau, pasti sakit dan menimbulkan luka. Ketika dalam proses penyembuhan kita tekan luka tersebut pasti akan mengeluarkan darah lagi. Tapi kalau sudah kering dan sembuh benar, kemudian kita tekan bekas luka tersebut apakah masih berdarah ? Tentu tidak

Demikian pula dalam proses melupakan. Mungkin anda masih ingat dan tahu perbuatan "dia" terhadap "anda" tetapi ketika "anda" mengingat lagi perbuatan "dia" atas "anda" apakah anda masih marah / sinis / sakit hati / bahkan dendam? Kalau iya berarti "anda" belum melupakan kesalahan "dia" (ibarat luka kalo ditekan masih berdarah). Tetapi jika 'anda" mengingat perbuatan "dia" namun tidak ada rasa marah, sinis, sakit hati atau dendam, maka berarti "anda" sudah melupakan. Bekas tetap ada, tapi tidak berdarah lagi.

Sudahkan anda meminta maaf kepada orang yang anda kecewakan/sakiti? Atau sudahkan anda memberikan maaf dan melupakan kesalahan orang yang pernah mengecewakan anda? Kalau belum segera lakukan sekarang sebelum anda kehilangan orang itu selamanya. Semoga kita menjadi murid-murid Kristus yang bukan hanya mengikuti kehendakNya tetapi juga mempraktekannya secara nyata.

Ayam dan Bebek


Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan di sebuah hutan pada suatu malam musim panas yang indah, seusai makan malam. Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mereka mendengar suara di kejauhan: "Kuek! Kuek!" "Dengar," kata si istri, "Itu pasti suara ayam." "Bukan, bukan. Itu suara bebek," kata si suami. "Nggak, aku yakin itu ayam," si istri bersikeras. "Mustahil. Suara ayam itu 'kukuruyuuuk!', bebek itu 'kuek! kuek!' Itu bebek, Sayang," kata si suami dengan disertai gejala-gejala awal kejengkelan.

"Kuek! Kuek!" terdengar lagi. "Nah, tuh! Itu suara bebek," kata si suami."Bukan, Sayang. Itu ayam. Aku yakin betul," tandas si istri, sembari menghentakkan kaki."Dengar ya! Itu a... da... lah... be... bek, B-E-B-E-K. Bebek! Mengerti?" si suami berkata dengan gusar.
"Tapi itu ayam," masih saja si istri bersikeras. "Itu jelas-jelas bue... bek, kamu... kamu...."

Terdengar lagi suara, "Kuek! Kuek!" sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannya. Si istri sudah hampir menangis, "Tapi itu ayam...." Si suami melihat air mata yang mengambang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya, ingat kenapa dia menikahinya.

Wajahnya melembut dan katanya dengan mesra,"Maafkan aku, Sayang. Kurasa kamu benar. Itu memang suara ayam kok." "Terima kasih, Sayang," kata si istri sambil menggenggam tangan suaminya. "Kuek! Kuek!" terdengar lagi suara di hutan, mengiringi mereka berjalan bersama dalam cinta.

Maksud dari cerita bahwa si suami akhirnya sadar adalah: siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? Yang lebih penting adalah keharmonisan mereka, yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu.

Berapa banyak pernikahan yang hancur hanya gara-gara persoalan sepele? Berapa banyak perceraian terjadi karena hal-hal "ayam atau bebek"? Ketika kita memahami cerita tersebut, kita akan ingat apa yang menjadi prioritas kita. Pernikahan jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam atau bebek. Lagi pula, betapa sering kita merasa yakin, amat sangat mantap, mutlak bahwa kita benar, namun belakangan ternyata kita salah? Lho, siapa tahu? Mungkin saja itu adalah ayam yang direkayasa genetik sehingga bersuara seperti bebek!

Kasih Itu Andalan Hidup

Sepasang suami istri miskin bekerja keras untuk membiayai kuliah anak-anak mereka. Mereka begitu bangga ketika anak-anak mereka akhirnya lulus dan diwisuda. Meski orangtua tidak terpelajar dan berpakaian seadanya, pada saat wisuda anak-anak itu, mereka hadir. Mereka bangga terhadap perjuangan orangtua yang sederhana itu.

Mereka memperkenalkan orangtua mereka kepada para dosen dan teman-temannya yang lain. Saat itu, ada seorang mahasiswi dari keluarga sangat kaya. Ia memeluk orangtua miskin dari temannya itu. Ia terharu. Tidak hanya itu. Ia menangis tersedu-sedu. Ia merasakan kehangatan dari sang ibu yang sederhana itu. Kasih ibu itu seolah mengalir juga ke dalam dirinya.

Setelah memeluk kedua orangtua itu, ia berkata kepada mereka, “Ini pertama kali saya merasakan kasih dari sesama. Bapak dan ibu begitu baik. Kalian memiliki ketulusan hati. Saya tidak pernah merasakannya dari kedua orangtua saya.”

Menurut mahsiswi itu, kedua orangtuanya terlalu sibuk. Mereka punya usaha sendiri-sendiri. Mereka jarang sekali bertemu. Bahkan di rumah pun pertemuan mereka dapat dihitung dengan jari. “Saya tidak tahu apakah orangtua saya sungguh-sungguh mengasihi saya. Yang saya tahu hanya saya tidak pernah mengalami kesulitan dalam hal ekonomi. Apa saja yang saya minta pasti diberi. Orangtua saya pasti menyediakan semua kebutuhan saya.”

Meski begitu, mahasiswi itu tidak merasa bahagia dalam hidupnya. Ada yang lebih yang ia inginkan dari kedua orangtuanya. Ada yang hilang dalam hidupnya yang mesti ia temukan. Ia merasa hingga kini ia belum menemukan itu. Karena itu, ia bersyukur ada sepasang suami istri sederhana yang memiliki kasih yang tulus bagi anak-anaknya.

Ternyata hidup itu tidak hanya dicukupi oleh materi. Setiap orang butuh materi bagi hidupnya. Namun ada hal yang jauh lebih penting, yaitu kasih yang tulus. Kasih itu tumbuh melalui perhatian dan perjumpaan yang dilakukan. Kasih itu tumbuh dalam suatu relasi yang dekat. Orang tidak bisa menjalin kasih, kalau pertemuan saja jarang sekali terjadi.

Sebagai orang-orang beriman, kasih mesti menjadi andalan dalam hidup. Tanpa kasih, hidup ini tidak bernilai apa-apa. Hidup ini terasa hambar. Orang akan mudah sekali mengalami putus asa. Orang akan mengalami hidup ini tanpa makna.

Karena itu, mari kita tingkatkan relasi kasih yang semakin baik dalam keluarga kita masing-masing. Dengan kasih itu, kita ingin membangun hidup yang lebih baik. Hidup yang sungguh-sungguh menumbuhkan gairah bagi yang lain. Hidup yang selalu memperjuangkan kasih bagi semua orang yang dijumpai dalam hidup ini. Tuhan memberkati

Lepaskanlah Kepalsuan Dari Diri Kita

Jenny, gadis cantik kecil berusia 5 tahun dan bermata indah. Suatu hari ketika ia dan ibunya sedang pergi berbelanja ia melihat sebuah kalung mutiara tiruan yang sangat Indah, dan harganya-pun cuma 2,5 dolar. Ia sangat ingin memiliki kalung tersebut dan mulai merengek kepada ibunya. Akhirnya sang Ibu setuju, katanya: “Baiklah, anakku. Tetapi ingatlah bahwa meskipun kalung itu sangat mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti sesampai di rumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai gantinya. Dan, biasanya kan Nenek selalu memberimu uang pada hari ulang tahunmu, itu juga harus kamu berikan kepada ibu.” “Okay,” kata Jenny setuju.

Merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari Jenny dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari ulang tahunnya juga diberikannya kepada ibunya.Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan ibunya pun selesai. Ia mulai memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia selalu memakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke sekolah taman kanak-kanaknya, ke supermarket, bermain bahkan pada saat ia tidur, kecuali pada saat mandi. “Nanti lehermu jadi hijau,” kata ibunya…

Jenny juga memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya. Setiap menjelang tidur, sang ayah selalu membacakan sebuah buku cerita untuknya. Pada suatu hari seusai membacakan cerita, sang ayah bertanya kepada Jenny; “Jenny, apakah kamu sayang ayah?” “Pasti, yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah.”"Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah.” “Yaa… ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain, Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus, Ayah juga boleh ambil pakaian-pakaiannya yang terbaru tapi jangan ayah ambil kalungku…” “Ya anakku, tidak apa-apa… tidurlah.” Ayah Jenny lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata: “Selamat malam anakku, semoga mimpi indah.”

Seminggu kemudian setelah membacakan cerita ayahnya bertanya lagi: “Jenny apakah kamu sayang ayah?” “Pasti, Yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu. ” “Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu?” “Yaa, jangan kalungku…, Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. .. Ayah masih ingat kan ? Itu mainan favoritku. Rambutnya panjang dan lembut. Ayah bisa memainkan rambutnya, mengepangnya dan sebagainya. Ambillah Yah, Asal ayah jangan minta kalungku…” “Sudahlah nak, lupakanlah,” kata sang ayah.

Beberapa hari setelah itu Jenny mulai berpikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya? dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang padanya atau tidak? Beberapa hari kemudian ketika ayah Jenny membacakan cerita, Jenny duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya sambil berkata: “Ayah…, terimalah ini..” Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan dengan penuh kesedihan kalung tersebut berpidah ke tangan sang ayah…Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah dan sangat mahal… Ia telah menyimpannya begitu lama untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli

Begitu pula dengan dengan Tuhan kita… seringkali Ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu … dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga…