Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Rumah Kaca

Dahulu di sebuah desa kecil jauh, ada tempat yang dikenal sebagai rumah 1000 kaca. Anjing kecil yang bahagia mengetahui tempat ini dan memutuskan untuk mengunjungi. Ketika ia tiba, ia melompat gembira menaiki tangga ke pintu rumah. Ia melihat melalui pintu sambil telinganya mengangkat tinggi dan ekornya bergoyang-goyang.



Sangat mengejutkan, ia melihat ada 1000 anjing kecil lain sedang mengibaskan ekor sepertinya. Ia pun tersenyum dengan hebat, dan ajaibnya yang dilihatnya justru ada 1000 anjing yang tersenyum hangat dan ramah seperti dirinya. Saat ia meninggalkan gedung itu, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang indah, aku akan kembali dan sering mengunjunginya."



Di desa yang sama, ada anjing kecil lain yang tidak begitu sesenang dengan yang pertama, namun memutuskan untuk mengunjungi rumah 1000 kaca. Dengan perlahan-lahan, anjing yang kedua ini pun menaiki tangga dan menunduk rendah sambil menatap pintu. Ketika ia melihat ke dalam ternyata ada 1000 anjing yang tampak tidak ramah menatap ke arahnya, ia menggeram pada mereka dan merasa ngeri melihat 1000 anjing kecil menggeram ke arahnya. Saat dia pergi meninggalkan gedung, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang mengerikan, dan aku tidak akan pernah kembali ke sana lagi."



Seluruh manusia di dunia ini adalah cermin bagi diri Anda. Refleksi apa yang ingin Anda lihat dari orang-orang yang Anda temui? Orang-orang tersenyum kepada Anda atau justru Anda melihat wajah-wajah yang memperlihatkan bahwa mereka sedang mengalami banyak masalah dan beban?



Untuk memiliki wajah yang selalu memancarkan sukacita, Anda harus memiliki hati yang selalu bersukacita. Hati adalah sumber dari mimik wajah yang akan Anda perlihatkan kepada orang lain. Ketika Kristus tinggal di dalam hati Anda maka Anda akan dapat selalu bersukacita dalam segala situasi dan kondisi.



Orang yang di dalam hatinya ada Tuhan Yesus, wajahnya selalu berseri-seri.

Burung Elang

Elang merupakan jenis unggas yg mempunyai umur paling panjang di dunia, dpt mencapai 70 thn. Tapi utk mencapai umur itu seekor elang hrs membuat keputusan besar pd umurnya yg ke 40.

Saat umur 40 thn, cakarnya mulai menua, paruh menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dada. Sayapnya mjd sgt berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga menyulitkan saat terbang. Saat itu, ia hanya mempunyai 2 pilihan: Menunggu kematian atau menjalani proses transformasi yg menyakitkan selama 150 hari.

Saat melakukan transformasi itu, ia harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung utk kemudian membuat sarang di tepi jurang, berhenti dan tinggal di sana selama proses berlangsung

Pertama, ia hrs mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dr mulutnya, dan kemudian menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yg baru tumbuh itu, ia hrs mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yg baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yg panjang dan menyakitkan.

5 bulan kemudian, bulu2 yg baru sudah tumbuh. Ia mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, ia mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yg BESAR untuk memulai sesuatu proses PEMBARUAN. Berani membuang kebiasaan2 lama yg mengikat dan melekat kuat, meskipun itu adalah sesuatu yg menyenangkan dan membuat kita terlena.


Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal2 baru, kita mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yg terpendam, mengasah keahlian kita sepenuhnya dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan!

Tantangan terbesar untuk berubah ada di dalam diri sendiri.

Semoga Bermanfaat

semua ada waktunya

Kehidupan adalah sebuah anugerah besar yang diberikan Allah kepada kita , yang hanya datang satu kali sepanjang masa . Maksudnya kita hanya dapat merasakan kehidupan di dunia ini hanya satu kali . Oleh karena itu , walaupun saat ini anda sedang merasa sedih atau senang , sehat atau sakit , kaya atau pun miskin , itu semua hanya sementara . Karena , kita semua akan kembali kepada-Nya . Dan kehidupan sebenarnya baru akan di mulai .

Dalam tulisan saya ini , saya ingin bercerita sesuatu .


Ketika suatu pagi saat saya sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja saya . Saya melihat sesuatu yang menarik pandangan saya , yaitu Pohon belimbing yang memiliki batang yang besar dan menancap kokoh ke dalam tanah serta memiliki buah yang banyak . Saat itu juga , terlintas dalam pikiran saya , bahwa kehidupan itu tak jauh berbeda dengan pertumbuhan pohon belimbing .


Mengapa demikian ?? Sebuah pertanyaan dari anda kepada saya .Saya mengibaratkan buah pohon belimbing itu adalah kita . Saya akan memberikan satu pilihan kepada anda . Anda lebih senang melihat buah yang kecil berwarna hijau ( belum matang ) atau buah yang besar dan berwarna kuning ( matang ) ? Saya yakin , kita akan menjatuhkan pilihan yang kedua , yaitu buah yang besar dan berwarna kuning . Karena buah tersebut akan sangat nikmat bila dimakan , buah tersebut akan terasa manis dan segar karena memiliki kandungan air yang banyak . Apalagi dimakan pada saat siang hari yang terik . hhhhmmmm ,, pasti anda sudah membayangkan rasanya .



Semua orang yang menyukai buah belimbing pasti akan berkorban untuk memanjati pohon tersebut untuk mendapatkan buah yang besar dan berwarna kuning itu . karena mereka ingin merasakan nikmatnya buah belimbing itu . Padahal mereka sebenarnya dapat mengambil buah yang kecil dan berwarna hijau tanpa harus repot” memanjat namun mereka tak mengambilnya.Tetapi Buah yang besar dan berwarna kuning itu sangat tinggi sekali , sehingga mereka memutuskan untuk membatalkan niatnya mengambil buah tersebut . Hari berganti minggu , minggu berganti bulan , lama kelamaan buah yang nikmat itu akhirnya membusuk dan terjatuh dari pohonnya . Bentuknya sangat tidak menarik , membayangkannya saja sudah menjijikan , apalagi harus memakannya ? Buah yang nikmat kini tidak ada hargannya lagi , orang yang lalu lalang melewati pohon belimbing itu tidak satu pun menghiraukannya , adapula yang menginjak – injak buah tersebut.



Begitulah kehidupan , saat kita muda , memiliki wajah yang tampan dan cantik , memiliki uang yang banyak , dan memiliki banyak teman yang menyukai kita . Seolah – olah semua itu akan kekal dimiliki , padahal semua itu butuh waktu yang tak lama untuk mengubah segala yang kita miliki menjadi sebaliknya . Masa muda kita akan berganti dengan Tua , wajah rupawan kita akan berganti dengan garis – garis kerutan , uang yang banyak tak dapat lagi dinikmati , dan teman – teman pun sudah tak memperdulikan kita lagi . Oleh karena itu , seharusnya bukan kesombongan yang terus menghiasi kehidupan kita sehari – hari , mengapa ? Karena semua itu ada masanya .



Kesombongan adalah penyakit hati yang seharusnya kita jauhi . Mengapa ? Karena Allah yang menciptakan kita pun membenci itu . Allah lah yang pantas sombong , karena Allah yang memiliki segalanya . Semua yang kita miliki saat ini hanyalah titipan-Nya . Kita tak akan membawa harta kita saat kita mati . Melainkan amal baik dan buruk yang kita lakukan di dunia ini . Jadi untuk apa anda merasa sombong ? Ingatlah semua itu ada masanya ?

si-Usaha dan si-Nasib

Sang Usaha dan sang Nasib saling berdebat:

Usaha : "Hasil kerja saya lebih besar dan lebih berguna dari kamu."

Nasib : "Apa yang telah kamu lakukan untuk mengalahkan saya?"

Usaha : "Apakah manusia itu berumur panjang maupun pendek, kaya maupun miskin, gagal atau berhasil, semuanya ditentukan oleh saya?"

Nasib : "Banyak orang baik berumur pendek, sedangkan yang jahat berumur panjang. Orang yang korupsi lebih kaya dari pada orang yang bekerja lebih keras. Yang malas lebih beruntung dari yang rajin. Yang pintar menjadi penganggur dan yang bodoh mendapatkan pekerjaan. Jika kamu benar-benar berpengaruh, kenapa kamu tidak membuat yang baik berumur lebih panjang, yang kerja keras lebih kaya, yang rajin lebih beruntung dan si pintar mendapatkan pekerjaan?"

Mendengar semua ini, Usaha tidak bisa membantah semua yang dikemukakan oleh Nasib.

Usaha : "Kamu benar, saya tidak mempunyai kuasa banyak untuk mempengaruhi semua ini. Ini semua terjadi karena kamu selalu salah memberikan petunjuk, dan kamu selalu memutar-balikkan nasib orang. Tampaknya kamu menyukainya apa yang kamu lakukan."

Nasib : "Sebenarnya saya sendiri tidak dapat memaksa perjalan hidup manusia. Saya hanya mengantarkan mereka hingga di awal tangga agar mereka dapat menaiki tangga kehidupannya. Jika segalanya lancar tanpa halangan, saya antarkan agar mereka dengan mudah dapat menaiki tangga kehidupannya. Tetapi jika ditengah jalan mereka berubah
pikiran, saya sendiri tidak dapat memaksakan kehendaknya. Akhirnya saya biarkan saja mereka mengikuti jalan pikirannya sendiri."

Usaha : "Kalau demikian, kita berdua harus mengakui bahwa sebenarnya kita tidak dapat memaksakan jalan hidup manusia. Kita hanya dapat mengantar dan mendampinginya diawal tangga dan manusia sendiri yang memutuskan berapa anak tangga kehidupan yang akan mereka naiki."

Nasib : "Memang benar. Walaupun kita telah bekerja secara maksimal, ternyata gambaran pikiran manusia memegang peranan yang lebih kuat. Sungguh kasihan, manusia tidak menyadari bahwa dirinya tidak lagi menjadi master
kehidupannya. Mereka hanya sebagai budak dari pikirannya."

Kemudian sang Nasib dan sang Usaha saling merangkul dan berpelukan. Mereka sadar bahwa apa yang telah mereka lakukan selama ini tidak lagi dihargai oleh manusia, dan akhirnya jerih payah mereka menjadi sia-sia.


(Kumpulan cerita klasik para master Tao, dikutip dari buku "Kisah-Kasih Spiritual Bagian 6").

tommorow will be better (law liet)

“Do Not Count What You Have Lost…
Just See What You Have Now…
Because Past Never Come Back…
But Sometimes Future Can Give You Back Your Lost Things”


Itulah isi SMS dari seorang sahabat baik. Saat itu saya sedang sedikit frustasi, memikirkan kegagalan di masa lalu. Betapa saya kurang memanfaatkan waktu-waktu dan telah melewatkan peluang-peluang sehingga hasilnya saya belum mencapai apa yang seharusnya sudah saya capai sekarang. Bunyi SMS yang tiba-tiba membangunkan saya dari lamunan. Wow…momen nya pas sekali…Ajaib! :)

Dalam hidup ini kita sering terjebak dengan masa lalu. Menyesali masa lalu, terjebak dengan pikiran “seandainya saat itu…” , “seandainya waktu itu saya melakukan…” , dan “seandainya…seandainya…” yang lain. Bila ingin objektif, kita bisa memilih bertanya pada diri sendiri:

“Apakah pikiran semacam itu bermanfaat bagi saya?”

“Atau malah merugikan saya?”


Masa lalu – sesuai namanya – sudah berlalu. Sudah lewat. Kita tidak mungkin mengubah sesuatu yang sudah lewat. Tapi kita bisa memilih untuk menyadari bahwa saya yang sekarang adalah hasil yang terbentuk dari apa-apa yang saya lakukan di masa lalu. Artinya saya bisa membentuk masa depan yang jauh lebih baik dengan apa-apa yang saya lakukan sekarang.

“Bersediakah saya merubah fokus saya dari masa lalu yang buruk, menuju masa depan yang lebih baik?”

sedikit cerita dari si keledai

Seorang petani yang tinggal di daerah Sumatra Selatan memiliki keledai satu-satunya sebagai alat angkutan sehari-hari. Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis sangat memilukan selama berjam-jam sementara si petani tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan keledai tersebut. Segala upaya telah dicoba untuk mengangkat keledai itu dari dalam sumur, tetapi tidak membuahkan hasil.

Akhirnya, setelah berdiskusi dengan saudaranya diperoleh kesimpulan untuk membiarkan saja keledai itu didalam sumur untuk selanjutnya ditimbun. Alasannya, hewan tersebut sudah tua dan tidak terlalu berguna lagi jika ditolong. Di pihak lain, sumur itu sendiri juga sebenarnya kurang produktif. Dengan demikian menutup sumur dengan keledainya merupakan keputusan yang tepat.

Lalu dia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantu. Mereka datang dengan membawa sekop, cangkul, dan peralatan lainnya lalu mulai menimbun tanah kedalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang terjadi, dia menangis penuh kengerian. Namun lama kelamaan semua orang jadi takjub ketika si keledai menjadi diam dan tidak berteriak lagi.

Setelah beberapa sekop tanah mulai dituangkan lagi kedalam sumur, si petani melihat kedalam sumur dan tercengang melihat apa yang dilakukan sang keledai. Sekalipun punggungnya terus menerus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun kebawah, lalu menaiki tanah itu. Begitu seterusnya, tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor keatas punggung hewan itu, sedangkan si keledai juga terus mengguncangkan badannya dan melangkah naik hingga mendekati mulut sumur. Tak pelak lagi, semua orang terpesona ketika melihat si keledai melompati tepi sumur dan melarikan diri.

Pelajaran Berharga

Pada suatu sore seorang ayah bersama anaknya yang baru saja menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon. Si ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, apakah benda tersebut?" "Burung gagak", jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit keras, "Itu burung gagak ayah!"

Tetapi sejenak kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak marah dengan pertanyaan yang sama dan diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih keras, "BURUNG GAGAK!!"

Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama sehingga membuatkan si anak kehilangan kesabaran dan menjawab dengan nada yang ogah-ogahan menjawab pertanyaan si ayah, "Gagak ayah.......".

Tetapi kembali mengejutkan si anak, beberapa saat kemudian si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanyakan pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar kehilangan kesabaran dan menjadi marah.

"Ayah!!! saya tidak mengerti ayah mengerti atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah menanyakan pertanyaan tersebut dan sayapun sudah memberikan jawabannya. Apakah yang ayah ingin saya katakan???? Itu burung gagak, burung gagak ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah kemudian bangkit menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang terheran-heran pinga. Sebentar kemudian si ayah keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih marah dan bertanya-tanya. Ternyata benda tersebut sebuah diari lama.



"Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diari itu", pinta si ayah. Si anak taat dan membaca bagian yang berikut..........

"Hari ini aku di halaman bersama anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apakah itu?". Dan aku menjawab, "Burung gagak". Walau bagaimanapun, anakku terus bertanya pertanyaan yang sama dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayang aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu pendidikan yang berharga."

Setelah selesai membaca bagian tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, " Hari ini ayah baru menanyakan kepadamu pertanyaan yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah kehilangan kesabaran dan marah."

Maaf

Suatu waktu, ada seorang guru SMP yang meminta murid-muridnya untuk membawa satu kantung plastik ke sekolah. Kemudian, dia meminta setiap anak untuk memasukkan satu kentang berukuran kelereng yang telah disediakan kedalam kantung untuk setiap orang yang berbuat salah pada mereka dan tak mau mereka maafkan. Kantung itu harus mereka bawa selama satu minggu.



Anak-anak diminta menuliskan nama orang itu dan tanggal kejadian pada kulit kentang. Dan kantung tersebut harus dibawa kemanapun mereka pergi selama satu minggu penuh. Kantung itu, harus berada di sisi mereka saat tidur, di letakkan di meja saat mereka belajar, dan ditenteng saat berjalan. Menjadikan kantung itu sebagai teman mereka. Ada beberapa anak yang memiliki kantung yang ringan, namun tidak sedikit juga yang memiliki plastik kelebihan beban.



Hari berganti hari kentang itu makin membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Hampir semua anak mengeluh dengan pekerjaan ini. Akhirnya, waktu satu minggu itupun selesai.



Dan semua anak, agaknya banyak yang memilih untuk membuangnya daripada menyimpannya terus menerus.





Ada hikmah dibalik cerita ini. Saat kita tidak mau memaafkan seseorang, maka itu seperti kita sedang membawa beban. Iya, membawa beban di hati kita.



Memberi maaf adalah lebih mudah dan ringan daripada membawa beban yang akan memperlambat pikiran juga gerak kita. Iya, memperlambat. pikiran yang seharusnya memikirkan hal lain, harus terisi sebagian oleh siapa dan kenapa kita tidak memberi maaf.



Saat kita menyimpan dan memendam kemarahan, dendam, maka sebenarnya kita sedang membawa kebusukan dihati kita. Akan ada perasaan berat, tertekan, juga kegalauan menyelimuti hati kita. Dan ini adalah suatu penyakit

Segala sesuatu yang busuk, jika tidak segera dibuang, maka pada saatnya nanti akan dibuang beserta wadahnya. Begitu pula dengan kita, jika kebencian itu tidak segera dibuang dari hati kita, maka kitalah yang akan dipinggirkan dari sekeliling kita.



Mungkin kita berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yang kita beri maaf. Namun, harus kita sadari, bahwa pemberian itu, adalah juga hadiah buat diri kita sendiri.



Hadiah untuk sebuah kebebasan. Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dan kedegilan hati.

Ketulusan Hati

Andy adalah seorang tentara yang sedang ditugaskan pergi ke medan perang. Andy meninggalkan istrinya, Elisabeth, di hari ke 7 setelah pernikahan mereka. Andy tentu saja ingin Elisabeth pergi bersamanya. Tapi keadaan tidak memungkinkan. Yang akan dihadapi oleh Andy adalah sebuah perang. Maka Andy memutuskan untuk pergi tanpa mengajak istri tercintanya. Meski Andy tau bahwa hatinya begitu berat, tapi dia meyakinkan Elisabeth dan hatinya sendiri untuk segera pulang dengan selamat.

"Jika perang sudah selesai aku akan segera pulang."

"Aku akan menunggumu. Segeralah pulang jika tugasmu sudah selesai disana. Aku akan menunggumu...aku ingin melihat wajah kemenanganmu."

"Aku pasti pulang."


2 bulan kemudian....


Hari ini adalah hari terakhir Andy bertugas. Setelah perang yang terjadi, kedua belah pihak negara memutuskan untuk berdamai karna melihat begitu banyaknya korban yang jatuh. Jenderal besar pun sudah membubarkan pasukan sejak semalam. Dan semua tentara diperbolehkan pulang.

Andy sudah tak sabar lagi untuk segera pulang. Dia ingin segera pulang ke rumah dan memeluk Elisabeth. Bagaimana keadaan Elisabeth? Hanya pertanyaan itu-itu saja yang ada di pikirannya.


Andy turun dari kendaraan yang mengantarnya. Andy menunggu Elisabeth membukakan pintu untuk kepulangannya.

Andy menunggu.....

"Mana Elisabeth..? Mengapa dia tidak membukakan pintu untukku? Apa..dia tak mendengar suara mobil yang mengantarku?"

Ketika Andy hendak masuk, seseorang memanggilnya.

"Andy..kamu sudah pulang?",

"Henry..?",

"Aku senang kau sudah pulang tapi Elisabeth tidak ada disini",

"Elisabeth kenapa? Apa yang terjadi?Dimana Elisabeth"

"Tenangkan hatimu. Elisabeth sedang dirawat di rumah sakit."

"Rumah sakit??",

"Entah penyakit apa yang diidapnya..wajahnya penuh dengan borok. Setiap hari didepan kaca Elisabeth membersihkan borok diwajahnya agar segera kering. Tapi besoknya yang terjadi malah borok itu kembali bernanah. Dia tak berani keluar rumah. Dia juga tidak punya nafsu makan sama sekali. Badannya menjadi kurus kering. Dia bilang bahwa dia tidak ingin bertemu denganmu jika wajahnya masih penuh dengan borok. Dia malu.",

"Elisabeth...?",

Tanpa terasa airmata Andy menetes.

"Bagaimana ini bisa terjadi?",

"Andy...tenanglah."

"Aku berterimakasih Henry..karna kau mau membawanya ke rumah sakit",

"Sekarang apa yang bisa kulakukan untukmu sebagai sahabatmu?"

"Maukah kau sedikit berbohong untukku?"

"Untuk..?"

"Aku ingin kita ke rumah sakit dulu. Nanti aku akan beritahu padamu apa yang harus kau lakukan",



Sampai di rumah sakit, Andy membeli perban.

"Untuk apa kau beli perban?"

"Aku ingin kau membalut mataku. Dan katakan pada Elisabeth bahwa aku buta. Aku buta karena ada peluru yang mengenai kedua mataku. Berjanjilah padaku bahwa kau akan melakukan ini untukku. Aku tau bagaimana persaan Elisabeth. Aku sangat mencintainya."

Henry hanya diam tapi dia melakukan apa yang dikatakan Andy. Kemudian Henry mengantarkan Andy ke sebuah ruangan dimana Elisabeth dirawat.

Elisabeth terkejut saat dia melihat suaminya datang dengan mata di perban.

"Andy?Andy..."

"Elisabeth...Kau dimana?"

Henry mendekatkan tangan Andy kepada Elisabeth.

"Henry...maafkan aku, aku tak bisa menyambutmu. Aku....",

Andy merusaha meraih wajah Elisabeth tapi Elisabeth mencegahnya.

"Jangan sentuh wajahku lagi Andy..Wajahku tidak secantik dulu. Tidak seperti yang kau harapkan."

"Elisabeth...katakan padaku apa yang terjadi padamu? Kau bisa lihat kan apa yang terjadi padaku? aku sekarang buta...aku tak bisa melihatmu lagi seperti dulu. Jika kau tidak menceritakan kepadaku apa yang terjadi padamu maka aku tak pernah bisa tau apa yang telah terjadi padamu. Apa yang bisa dilakukan oleh orang buta sepertiku kecuali hanya mendengar..?"

Elisabeth terhenyak mendengar kata2 suaminya itu.

"Andy..",

Elisabeth meraih wajah suami yang dicintainya itu.

"Andy..jangan pernah marah padaku seperti ini. Jangan pernah kau katakan kalau kau tak bisa melihat. Kau bisa mengerti aku. Kau merasakan apa yang aku rasakan. Seandainya matamu bisa melihat maka kau akan melihat wajahku yang........penuh dengan borok dan sangat menjijikan! Aku tak ingin kau menyaksikan ini semua!",

"Sekarang..apalah artinya buatku wajah yang cantik ataupun buruk..jika aku selamanya tak bisa melihat."

"Andy...maafkan aku."

"Elisabeth...jika aku katakan aku mencintamu maka itu memang benar aku mencintaimu..apapun keadaanmu dan apa pun yang akan terjadi padamu...itu tak tak akan mengubah sedikit pun rasa cinta dalam hatiku. Tapi hatiku sakit jika ternyata kau malu pada suamimu sendiri hanya karna wajahmu yang penuh borok. Aku bisa merasakan apa yang kau rasakan sekarang ini. Tapi aku tak ingin apa yang telah terjadi mengubah perasaanmu padaku. Wajahmu bisa berganti menjadi wajah apa pun..tapi jangan hatimu..Aku mencintai hatimu...",


Dipeluknya Elisabeth dengan penuh kasih sayang. Elisabeth tercinta...


Andy tidak pernah membukan balutan perban di matanya. Meski begitu, dia tetap bisa melewati hari2 yang menyenangkan bersama istrinya. Meskipun hanya dilakukan di dalam Rumah Sakit saja, tapi itu sangat menyenangkan. Tak ada hari tanpa tawa dan canda.


Hingga esok hari Andy mendapati istri tercintanya sudah tidak bernafas lagi. Pihak Rumah Sakit sudah sangat membantu tapi Elisabeth tetap tidak bisa tertolong.

"Bersabarlah Andy..",

"Terimakasih Henry..",

Andy membuka balutan perban di matanya. Dan yang dia lihat kini hanya gundukan tanah kubur istri tercintanya.

"Tak ada airmata di hari terakhir bersama istriku. Yang ada hanya senyuman bahagianya yang menyenangkan."

Kedamaian

Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan memberi hadiah yang melimpah kepada siapa saja yang bisa melukis tentang kedamaian. Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras untuk memenangkan lombatersebut. Sang Raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukainya. Tapi, sang Raja harus memilih satu diantara keduanya.
Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga yang itu bagaikan cermin sempurna yang mematulkan kedamaian gunung-gunung yang tenang menjulang mengitarinya.Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak. Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian.

Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Namun tampak kasar dan gundul. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai, sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar liar. Disisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang raja melihat sesuatu yang menarik, di balik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil diatas sela-sela batu. Didalam semak-semak itu seekor induk burung pipit meletakkan sarangnya. Jadi, ditengah-tengah riuh rendahnya air terjun, seekor induk Pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai.

Lukisan manakah yang memenangkan lomba?Sang Raja memilih lukisan nomor dua.Tahukah Anda mengapa? karena jawab sang Raja, “Kedamaian bukan berarti Anda harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meski berada di tengah-tengah keributan luar biasa seperti di dalam bencana, kita bisa menjadi pendamai dan pembawa berkat untuk banyak saudara kita yang terkena bencana.”

Mari kita bantu saudara-saudara kita dan menjadi berkat dan damai untuk semua manusia di muka bumi ini

5 Pelajaran Berharga

Ini lima buah Pelajaran Berharga, yang sangat bagus untuk kita, mari kita renungkan bersama.

1. Pelajaran Penting ke-1

Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor memberikan quiz mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai pada soal yang terakhir. Isi Soal terakhir ini adalah : Siapa nama depan wanita yang menjadi petugas pembersih sekolah ? Saya yakin soal ini cuma “bercanda”. Saya sering melihat perempuan ini. Tinggi, berambut gelap dan berusia sekitar 50-an, tapi bagaimana saya tahu nama depannya…? Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu saja dengan jawaban soal terakhir kosong. Sebelum kelas usai, seorang rekan bertanya pada Profesor itu, mengenai soal terakhir akan “dihitung” atau tidak. “Tentu Saja Dihitung !!” kata si Profesor.”Pada perjalanan karirmu, kamu akan ketemubanyak orang. Semuanya penting!. Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma dengan sepotong senyuman, atau sekilas “halo”! Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian tahu, bahwa nama depan ibu pembersih sekolah adalah “Dorothy”.



2. Pelajaran Penting ke-2 - Penumpang yang Kehujanan.

Malam itu, pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita negro rapi yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama. Ia nampak mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras, yang hampir seperti badai. Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan perempuan ini sangat ingin menumpang mobil. Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan setiap mobil yang lewat. Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia berhenti untuk menolong ibu ini. Kelihatannya si bule ini tidak paham akan konflik etnis tahun 1960-an, yaitu pada saat itu. Pemuda ini akhirnya membawa si ibunegro selamat hingga suatu tempat, untuk mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini taksi. Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya tentang alamat sipemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih pada si pemuda. 7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini diketuk Seseorang. Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah televisi set besar berwarna (1960-an!) khusus dikirim kerumahnya. Terselip surat kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah : “Terima kasih nak, karena membantuku di jalan Tol malam itu. Hujan tidak hanya membasahi bajuku,tetapi juga jiwaku. Untung saja anda datang dan menolong saya. Karena pertolongan anda, saya masih sempat untuk hadir disisi suamiku yang sedang sekarat… hingga wafatnya. Tuhan memberkati anda, karena membantu saya dan tidak mementingkan dirimu pada saat itu” Tertanda Ny. Nat King Cole.

Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi negro tenar thn.60-an di USA.



3. Pelajaran penting ke-3

Selalulah perhatikan dan ingat, pada semua yang anda layani. Di zaman es krim khusus (ice cream sundae) masih murah, seorang anak laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan duduk di meja. Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikanair putih dihadapannya. Anak ini kemudian bertanya “Berapa ya… harga satu icecream sundae?” katanya. “50 sen…” balas si pelayan. Si anak kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung dan mempelajari koin-koin di kantongnya… “Wah… Kalau ice cream yang biasa saja berapa?” katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang dudukdi meja-meja lain sudah mulai banyak… dan pelayan ini mulai tidak sabar. “35 sen” kata si pelayan sambil uring-uringan. Anak ini mulai menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin yang tadi dikantongnya. “Bu… saya pesen yang ice cream biasa saja ya…” ujarnya. Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut, meletakkan kertas kuitansi di atas meja dan terus melengos berjalan. Si anak ini kemudian makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi. Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan meja si anak kecil tadi, dia mulai menangis terharu. Rapi tersusun disamping piringkecilnya yang kosong, ada 2 buah koin 10-sen dan 5 buah koin 1-sen. Anda bisa lihat… anak kecil ini tidak bisa pesan ice-cream Sundae, karena tidak memiliki cukup untuk memberi sang pelayan uang tip yang “layak”



4. Pelajaran penting ke-4 - Penghalang di Jalan Kita.

Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang menempatkan sebuah batu besardi tengah-tengah jalan. Raja tersebut kemudian bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari jalan. Beberapa pedagang terkaya yang menjadirekanan raja tiba ditempat, untuk berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang datang, kemudian memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan dari rintangan.Tetapi tidak ada satu pun yang mau melancarkan jalan dengan menyingkirkan batu itu. Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu bebannya, dan mencoba memindahkan batu itu kepinggir jalan. Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia berhasil menyingkirkan batu besar itu. Ketika si petani inginmengangkat kembali sayurnya, ternyata ditempat batu tadi ada kantung yang berisi banyak uang emas dan surat Raja. Surat yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau menyingkirkan batu tersebut dari jalan. Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak pernah bisa mengerti. Bahwa pada dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan yang bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.



5. Pelajaran penting ke-5 - Memberi, ketika dibutuhkan

Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat jarang. Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya,seorang pria kecil yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama. Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit itu. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar, sebelum mengambil nafas panjang dan berkata “Baiklah… Saya akan melakukan hal tersebut… asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku”. Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini berbaring di tempat tidur, disamping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi Wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang. Si kecil melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam suara yang bergetar… katanya “Apakah saya akan langsung mati dokter…?” Rupanya si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.Lihatlah… bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya…

Bekerjalah seolah anda tidak memerlukan uang,Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan.



DALAM GELAPNYA MALAM, KITA JUSTRU DAPAT MELIHAT INDAHNYA BINTANG

Arti Kesempurnaan

Seorang lelaki yg sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya.Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tsb menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung ; mana yang paling sempurna.

Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani," Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan."

Hari berikutnya ia pergi dgn anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata,"Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling."

Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,"inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna."

Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya " Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?""

Petani menjawab," Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan . Waktu itu Ia sudah hamil duluan....."

Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa.

Kasih Ibu Sepanjang Masa


Pepatah mengatakan, "kasih ibu sepanjang masa." Apa pun akan dilakukan seorang ibu, untuk membahagiakan buah hatinya. Termasuk, berkeliling kota semalaman menjelang Natal, agar ia bisa membeli hadiah yang layak untuk anak-anaknya!

Kisah ini terjadi di Italia bagian utara. Pada tanggal 24 Desember 2009, seorang ibu sudah menyiapkan banyak hadiah. Rencananya, ia akan meletakkan kado-kado itu di bawah pohon natal, segera setelah kedua anak balitanya tidur. Ia membayangkan, esok pagi setelah terbangun dari mimpi indah, anak-anaknya akan membuka kado natal yang telah ditunggu-tunggu dengan gembira.

Agar tidak ditemukan sebelum waktunya, si ibu sengaja menyembunyikan hadiahnya di ruang penyimpanan barang (gudang) bawah tanah. Apa yang terjadi? Hadiah itu memang tidak ditemukan oleh anak-anak. Namun pencuri menemukan dan mengambilnya! Kado-kado yang sudah disiapkannya itu, lenyap tanpa bekas. Begitu menyadari hal ini, ia pun segera bergegas ke luar rumah, kemudian pergi mengelilingi seluruh penjuru kota, untuk mencari hadiah pengganti.

Sayangnya, ibu ini tinggal di kota kecil. Maka, ia kesulitan menemukan toko mainan yang buka hingga larut malam. Polisi yang sedang patroli malam menemukannya dalam keadaan panik, di sebuah toko kecil, yang terdapat di dalam kompleks stasiun pengisian bahan bakar umum 24 jam.

Setelah mendengarkan cerita si ibu, polisi yang baik hati ini memutar otaknya untuk membantu. Maka, ia menelepon toko mainan di kota kecil, dekat Turin (Torino). Pemilik toko itu mengerti situasi si ibu dan ia setuju untuk membuka tokonya pada pukul 4 dini hari. Jadi, si ibu dapat membeli dan menyiapkan kado yang layak untuk anak-anaknya.

Betapa lega dan bahagianya hati ibu itu. Senyum gembira anak-anaknya pun kembali terbayang di benaknya...

Terimakasih Mama

Ada kalanya sesuatu yang tidak bisa di beli dengan uang, berikut ini adalah sebuah kisa nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki.



Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggallah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik.



Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.



Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas.Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah".



Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana".Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut.



Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.



Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.



Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah.



Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.



Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama".



Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna. Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya" .



Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam- macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.



Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !".Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.



Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."



Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi ke kampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali ke kampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan ke sekolah.



Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."



Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam-diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.



Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.



Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.



Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik ke atas mimbar.



Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: "Oh Mamaku......


di kutib dari grup FB Bunda Maria Santa Perawan Suci

Hidup Jangan Tertidur!

Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR.
Inti kepemimpinan adalah kesadaran.
Inti spiritualitas juga adalah kesadaran.

Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan ''''tertidur.''''
Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan ''''tertidur.''''

Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis.
Anda tahu di mana menyimpan uang.
Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu, tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda.

Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya.
Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya.
Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan.
Itulah contoh tahu tapi tidak sadar!

Ada hal- hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Peristiwa-peristiwa pahit dan musibah.
Musibah sebenarnya adalah ''''rahmat terselubung'''' karena dapat membuat kita bangun dan sadar.
Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Anda baru sadar nikmatnya bekerja kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba.
Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.
Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita.

Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal.
Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, ''''Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai!'''' Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali.
Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, ''''Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali.'''' Itulah analogi sederhana dari kematian.
Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini.
Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati.
Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang.

Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu :
siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi.

Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.
Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.'''' Manusia bukanlah ''''makhluk bumi'''' melainkan ''''makhluk langit.'''' Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''''rumah'''' untuk mencari ''''rumah'''' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.

`Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup!
Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi. Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar? Jawabnya: ya!

Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah:
Belajarlah MENDENGARKAN.
Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain. Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda.
Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka
sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur danbelum sepenuhnya bangun.

--------------------------------------------------------
copy right@
Arvan Pradiansyah, penulis buku You Are A Leader .

doa seorang sahabat

Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat. Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa.

Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di
sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.

Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya,seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.

Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema, "Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?" "Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan," jawab lelaki ke satu ini. "Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka,ia tak pantas mendapatkan apa-apa."

"Kau salah!" suara itu membentak membahana. "Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa."

"Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu. "Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?" "Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!"

Sikap Hidup Pilihanmu!

Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, “Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!”

Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya.

Jerry adalah seorang motivator alami, jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialamai.


Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, “Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?” Jerry menjawab, “Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya.. Aku selalu memilih sisi positifnya.”

“Tetapi tidak selalu semudah itu,” protesku. “Ya, memang begitu,” kata Jerry, “Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup.”

Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.

Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, “Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku?”

Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan. “Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang,” jawab Jerry. “Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup.”

“Apakah kamu tidak takut?” tanyaku. Jerry melanjutkan, ” Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata ‘Orang ini akan mati’. Aku tahu aku harus mengambil tindakan.”

“Apa yang kamu lakukan?” tanya saya. “Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku,” kata Jerry. “Dia bertanya apakah aku punya alergi. ‘Ya’ jawabku.. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, ‘Peluru!’ Ditengah tertawa mereka aku katakan, ‘Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati’.”

Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

Kebosanan

Seorang tua yang bijak ditanya oleh tamunya.

Tamu :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?"

Pak Tua :
"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."

Tamu :"Kenapa kita merasa bosan?"

Pak Tua :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."

Tamu :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

Pak Tua : "Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."

Tamu :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"


Pak Tua:"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"

Tamu :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua."

Pak Tua :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."

Tamu: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

Pak Tua :
"Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya."

Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.

Tamu :"Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"

Pak Tua :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."

Tamu :"Contohnya? "

Pak Tua :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."

Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.



Tamu :

"Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain
sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaibanpun terjadi.
Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"


Sambil tersenyum Pak Tua berkata:


"Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."

sukses adalah proses

Ketika saya kecil saya sering di ceritakan orang-orang sukses. Orang tua selalu menyuruh untuk mencontoh orang-orang yang sudah berhasil. Dan hampir semua orang yang sukses adalah orang yang kaya. Jadi saya pun sedikit berkesimpulan orang yang sukses adalah orang yang kaya. Lalu kenapa tidak melihat pemulung, pengumpul barang bekas, pengrajin gerabah.

Tapi saya ga heran kalau seorang direktur naik mobil-mobil mewah. Tapi yang saya heran seorang pengumpul barang bekas naik mobil mewah rumahnya megah walau di belakang rumah penuh tumpukan barang bekas. waktu kecil saya melihat rumah si pengumpul ini hanya bertembokan gedek (anyaman bambu) dah sangat kumuh. dan suatu proses bagai mana mulai dari pondasi ia bangun. tembok mulai ia tata, reng-usuk mulai merangkai atap rumah itu. Jauh lebih terlihat kesuksesannya ketimbang seorang yang naik mobil mewah di gandeng cewek-cewek cantik. tapi semua warisan dari orang tuanya.

Sukses memang terkadang terukur dari harta. namun sukses menurut saya adalah terukur dai perjuangannya, usahanya. orang tidak akan di sebut kaya kalau tidak ada orang miskin. Saya kadang berbangga dengan motor yang saya kendarai ketika teman-teman masih naik sepeda ke sekolah. Namun saya heran, dan saya sangat tidak bangga ketika mereka bisa memperhatikan pelajaran, tanpa rasa letih, namun saya tertidur di kelas.Walau ahirnya saya lulus sekolah namun saya katakan saya tidak sukses. saya sudah mendapatkan lebih dari orang lain. namun saya tidak bisa menjadi pribadi yang lebih dari orang lain.

Mulailah sukses dari perjuangan, bukan dari modal harta. Tuhan menciptakan manusia beserta otak yang super cerdas. BUatlah sukses dari sekrang. karena sukses adalah proses.

Sudut Pandang

Sudut pandang memang sangat berpengaruh pada kehidupan. dan faktanya sudut pandang cenderung di liat dari satu sisi saja. sedangkan bumi itu bulat tidak akan pernah terlihat sempurna kalau cuma di liat dari satu sisi.
Ketika saya menghadapi masalah dan gagal, saya merasa kecewa dan merasa paling sial sedunia. Namun ketika memandang sedikit memutar daerah kita masih banyak yang lebih kurang beruntung.

Ada seorang ayah berpesan kepada kedua orang anaknya sebelum meninggal, di saksikan ibu dan keluarganya.
Pesan yang pertama: Jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepada kita
Pesan yang kedua: jangan sampai wajahmu terkena sinar matahari

Beberapa tehun kemudian setelah ayahnya meninggal, Ibu bertanya kepada anaknya. karena ibu heran kenapa sang anak berbeda kebruntungannya. Si sulung menjadi miskin, dan si Bungsu menjadi kaya.


Ketika ibu menanyakan kepada si sulung. Nak kenapa kamu kurang beruntung? Jawab si sulung karena saya melaksanakan permintaan terakhir bapak bu.
saya sudah berusaha dengan berdagang namun karena melaksanakan permintaan ayah saya jadi miskin

* Saya melaksanakan permintaan bapak untuk tidak menagih hutang. jadi setiap orang yang berhutang kepada saya tidak pernah membayarnya. dan saya tidak bisa menagih utang tersebut.

* Saya melaksanakan permintaan ayah, wajah tidak boleh terkena sinar matahari. saya terpaksa naik taxi untuk kemana-mana jadi keuntungan habis buat transport.

Kemudia Inbu menanyakan hal yang sama kepada si bungsu. dan si bungsu pun menjawab
Ini karena pesan ayah, sehingga saya dapat penghasilan yang besar.
Saya buka sebuah toko kecil. dan saya melaksanakan semua permintaan ayah.

* Karena ayah berpesan tidak menagih hutang kepada orang yang berhutang kepada kita. Maka saya tidak memberikan hutang kepada siapapun. Sehingga saya mendapatkan modal untuk memperbesar usaha saya. Jika orang benar-benar membutuhkan maka lebih baik saya berikan sebisa saya bantu.

* Karena ayah berpesan supaya wajah tidak terkena sinar matahari, saya berangka kerja di pagi-pagi buta. disaat matahari belum terbit. Dan pulang di saat matahari sudah tenggelam. sehingga saya punya waktu yang lebih untuk tetap bekerja. ketika toko lain belum buka saya sudah buka, ketika toko lain sudah tutup toko saya masih buka.

Ibupun tersenyum sesudah menanyakan kepada anak-anaknya


Catatan kecil
SUdut pandang berbeda dari pesan yang sama. Dari cerita di atas kita bisa belajar, betapa pentingnya memandang dari sudut yang lebih luas. sehingga dapat menghasilkan hasil yang lebih besar. Cobalah hadir dalam sudut pandang si bungsu.