Seorang petani yang tinggal di daerah Sumatra Selatan memiliki keledai satu-satunya sebagai alat angkutan sehari-hari. Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis sangat memilukan selama berjam-jam sementara si petani tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan keledai tersebut. Segala upaya telah dicoba untuk mengangkat keledai itu dari dalam sumur, tetapi tidak membuahkan hasil.
Akhirnya, setelah berdiskusi dengan saudaranya diperoleh kesimpulan untuk membiarkan saja keledai itu didalam sumur untuk selanjutnya ditimbun. Alasannya, hewan tersebut sudah tua dan tidak terlalu berguna lagi jika ditolong. Di pihak lain, sumur itu sendiri juga sebenarnya kurang produktif. Dengan demikian menutup sumur dengan keledainya merupakan keputusan yang tepat.
Lalu dia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantu. Mereka datang dengan membawa sekop, cangkul, dan peralatan lainnya lalu mulai menimbun tanah kedalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang terjadi, dia menangis penuh kengerian. Namun lama kelamaan semua orang jadi takjub ketika si keledai menjadi diam dan tidak berteriak lagi.
Setelah beberapa sekop tanah mulai dituangkan lagi kedalam sumur, si petani melihat kedalam sumur dan tercengang melihat apa yang dilakukan sang keledai. Sekalipun punggungnya terus menerus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun kebawah, lalu menaiki tanah itu. Begitu seterusnya, tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor keatas punggung hewan itu, sedangkan si keledai juga terus mengguncangkan badannya dan melangkah naik hingga mendekati mulut sumur. Tak pelak lagi, semua orang terpesona ketika melihat si keledai melompati tepi sumur dan melarikan diri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)