Jadilah Sederhana
di
07.49
Di sebuah kota ada seorang anak muda baru saja mewarisi kekayaan orangtuanya yang sangat banyak. Sampai sulit menghitung dan menghafalnya secara pasti. Ia senang sekali dan segera menjadi sangat terkenal sebagai anak muda kaya raya. Seperti biasa, orang-orang pun berlomba-lomba ingin menjadi kawannya. Maka kehidupannya pun bergelimangan harta dan teman-teman berkelimpahan.
Waktu pun berjalan sangat cepat, pelbagai kegiatan dan pesta telah terselenggarakan. Suatu saat, tanpa ia sadari harta dan uangnya sudah sangat menipis. Ternyata harta bendanya tidak bertambah, tidak berkembang, tidak ada usaha yang dijalankan. Ia hanya bisa menghabiskan, menghabiskan, dan menghabiskan uang itu.
Ketidakmampuan pemuda ini mengelola uang membuat harta dan uangnya habis hanya dalam jangka waktu yang tidak lama. Satu per satu kawannya pun menjauhi dirinya. Tidak ada lagi orang yang mau berteman dengannya. Tiada kekayaan, tiada persahabatan.
Ketika ia benar-benar jatuh miskin dan sebatang kara, ia pun mendatangi seorang Pastor. Pastor itu adalah seorang wali baptisnya yang terkenal dengan kebijaksanaan-kebijaksanaannya. Pada masa itu orang-orang bijak seperti ini sering dijadikan sumber nasihat.
“Bapak yang baik, harta kekayaan saya yang begitu banyak sudah habis, dan kawan-kawan pun meninggalkan saya. Apa yang harus saya lakukan?” keluh pemuda itu pada sang Pastor.
“Jangan khawatir. Segalanya akan normal kembali. Tunggu saja beberapa hari ini. Kau akan kembali tenang dan bahagia ...," jawab si Pastor . Pemuda itu gembira bukan main. Ia membayangkan kejayaannya akan berulang.
“Jadi saya akan kembali kaya pastor?”
Pastor menjawab, “Bukan begitu maksudku. Kau salah tafsir. Maksudku, dalam waktu yang tidak terlalu lama, kau akan terbiasa menjadi orang yang miskin dan tidak mempunyai teman.”
Duniawi hedonis korupsi membuat kita menjadi orang yang hebat secara materi, tetapi di saat ambang kebangkrutan tidak ada seorangpun yang akan menolongmu. Jadilah sederhana yang sesuai dengan kebutuhan, cukup, dan tidak menanggung banyak beban. Nikmati kesederhanaan hidup bersama Tuhan dengan kejujuran. Hidup kita pasti bahagia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)