Setelah menulis hubungan mantan presiden Soeharto dan PKI, saya melanjutkan menulis temuan baru pengungkapan para saksi dan orang-orang dekat pelaku G30S-PKI. Begitu nampak Soeharto entah mengambil momentum atau memang sudah direncana untuk menduduki kursi kepresidenan.
1. Pengakuan Kol. A. Latief (gembong PKI) bahwa
dua kali ia memberitahukan kepada Soeharto tentang rencana penindakan
terhadap sejumlah jendral. Dalam bahasa laten menghadapkan Dewan Jendral
kepada Presiden. Namun Soeharto yang pada saat itu Panglima Kostrad
tidak mengambil inisiatif melapor kepada atasannya. Dia diam saja dan
hanya manggut-manggut mendengar laporan itu. Latief menginformasikan
rencana penindakan terhadap pera Jendral itu dua hari dan enam sebelum
hari H.
2. Fakta bahwa sebagai perwira tinggi dengan fungsi
pemandu di bawah Pangab Jendral A. Yani, Soeharto tidak termasuk sasaran
G30S/PKI. Ini bisa dipertanyakan, mengingat strategisnya posisi Kostrad
apabila Negara dalam keadaan bahaya. Kalau betul Soeharto tidak berada
dalam Inner Cycle gerakan, kemungkinan besar ia termasuk dalam daftar
korban yang dihabisi di malam tersebut.
3. Hubungan emosional
cukup dan amat dekat Soeharto dengan para pelaku PKI yakni Untung dan
Latief sedangkan Sjam termasuk kolega Soeharto di tahun-tahun sesudah
Proklamasi.
4. Menurut penuturan Mayjen (Purn) Mursjid, 30
September malam menjelang 1 Oktober 1965 itu pasukan Yon 530/Brawijaya
berada di sekitar Monas. Padahal tugas panggilan dari Pangkostrad Mayjen
Soeharto adalah untuk defile 5 Oktober.
5. Mayjen (Purn)
Suharjo, mantan Pangdam Mulawarman yang sama-sama dalam tahanan dengan
Mayor (Purn) Soekardi, eks Wadan Yon 530/Brawijaya menceritakan bahwa
surat perintah dari Pangkostrad kepada DanYon 530 itu dalam rangka
penugasan yang disinggung Jendral Mursjid tadi, ternyata kemudian dibeli
oleh Soeharto seharga Rp 20 juta.
6. Para Jendral yang dibunuh adalah jendral yang berusaha memecat dan menghukum untuk pembinaan di bandung. Hukuman itu karena Soeharto berusaha menyelundupkan 200 tank ke Singapura. melalui bisnisnya dengan Tek Kiong alias Sutikno.
7. Perintah mengamankan Soekarno dari bandara halim ke daerah yang dikuasainya dengan alasan D.N Aidid menguasai halim. Hal itu penting Supaya Soekarno menjadi tahanan kota bahkan tahanan rumah oleh Soeharto. Faktanya D.N aidit berada di halim karena ingin bertolak ke Yogyakarta.
8. Demonstrasi KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) mendapat backup dari Soeharto melalui Kamal Idris (kepala staf kostrad)
Fakta-fakta
lain yang mampu mengungkap kebenaran ini tidak hanya sebatas fakta
internal. Lebih dari itu kebenaran yang mulai terkuak mengejutkan
masyarakat awam adalah ternayata Soeharto juga mempunyai hubungan dengan
CIA. Hal ini terbukti dengan adanya satu kompi batalyon 454 Diponegoro
Jawa Tengah dan satu kompi batalyon 530 Brawijaya Jawa Timur, yang
secara terselubung digunakan Soeharto sebagai penggera.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)