Melihat sejarah untuk Indonesia


Sejak turunnya rezim orde baru bangsa ini sulit untuk menunjukan perubahan yang signifikan. Bagaimana kita bangsa Indonesia tergantung pada bangsa asing masih nampak jelas. Apa lagi di tambah ekonomi Indonesia belum siap menghadapi persaingan pasar global. Dari beberapa system pemerintahan sejak VOC hingga sekarang ini yang saya amati dapat saya ambil sikap yang mungkin cocok untuk menghadapi masalah bangsa ini.


Jaman VOC
Menurut dataa statistik 1930 penerimaan Hindia Belanda yang sekitar 670 juta gulden sat itu 59,1 juta penduduk pribumi hanya kecipratan 3,6 juta gulden (0,54%),sedangkan penduduk keturunan Tionghoa jumlahnya sekitar 1,3 juta orang dapat 0,4 juta gulden.sisanya 665 juta gulden (99,4%) dinikmati oleh warga Belanda yang Cuma berjumlah 241.000 jiwa.

Jika rakyat mampu bekerja keras seperti jaman itu walau tak ada paksaan 3,6 juta gulden kita dapatkan.


Orde Lama
Benar seperti kata Jean Juares, di dalam Dewan Rakyat Perancis
terhadap wakil-wakil kaum modal, "Imperialisme itulah penghasut
yang besar yang menyuruh berontak; karena itu bawalah ia ke depan
polisi dan hakim." Tapi bukan imperialisme, bukan sahabat-sahabat
imperialisme yang kini berada di muka mahkamah tuan-tuan Hakim
tetapi kami: Gatot Mangkoeprodjo, Maskoen, Soepriadinata, Sukarno."
[Indonesia menggugat, hlm. 81]

Jangan pada siapapun, negara apapun, rakyat manapun, senjata apapun. Asal Negara ini berada di jalur yang benar.


Orde baru
prestasi Soeharto diuntungkan dari perang yang terjadi antara Irak dan Iran tahun 1979 sehingga mengakibatkan harga minyak naik. Karena pada tahun 1981, Indonesia merupakan penghasil gas alam cair terbesar di dunia. Sehingga Indonesia mengalami keuntungan dari situasi tersebut. Edo Segara

Negara harus pandai melihat peluang. Membuat perubahan cepat dalam mendikte pasar yang sekarang ini cenderung di kuasai investor asing.


Masa sekarang ini
Saya tidak bias katakana SBY gagal karena kenyataannya kita sempat memuji kepemimpinannya saat pertama menjabat. SBY cukup berhasil memutus jaringan mavia jaman suharto. Tetapi pada masa jabatan yang ke dua ini SBY terjeruji dalam system yang dia buat bernama koalisi. Apakah system ini akan terus berlanjut hingga mengulang masa orde baru. Atau system ini meneruskan system jaman pak Soeharto.


Catatan:
Mamang susah membayangkan Indonesia di masa depan. Keberhasilan pasti tak luput dari masalah. Sekarang tergantung bagaimana kita memecahkan masalah Atau menumpuknya hingga menjadi berat di pecahkan.
Paradikma di orde baru yang memanjakan rakyat dengan hutang sulit dirubah. Bagaimana Negara ini bias membayar hutang jika rakyatnya menuntut terlalu besar.
Kurupsi memang masalah bagi bangsa ini. Tapi korupsi terbangun karena kemanjaan manusia Indonesia.Tidak hanya pemerintah namun seluruh rakyat Indonesia harus turut serta.

Ya! Indonesia terlalu lama tidur dalam belaian bangsa asing, hingga di lucuti senjata hingga celana dalam. Tapi percayalah, jangan malu menggunakan daun untuk menutupi badan kita. Dan menggunakan bambu untuk mengusir mereka.

2 komentar:

  1. Mantab nih nsi om tau aj sejarahnya he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. cuma pas baca2 aja.. tapi masih amburadul..
      makasih sudah mampir

      Hapus