Saya taak banyak tau tentang sosok sebenarnya seorang presiden Afrika Selatan ini. lahir di Mvezo, 18 Juli 1918. Banyak orang menulis biografinya, yang menerima nobel perdamaian. Namun dalam tulisan ini saya tak banyak menulis tentang biografinya. Namanya yang muncul dalam film invictus membuat saya sangat menghargai dia lebih dari sebuah nobel.
Film yang sudah lebih dari 10 kali saya tonton ini menceritakan membangun team rugby, kendatinya olahraga kulit putih di bangun oleh Mandela menjadi olahraga yang menyatukan semua perbedaan. Sayangnya saya juga tidak membahas film ini.
Yang ingin saya bahas adalah kata-kata pemeran Nelson Mandela dalam Film ini. Entah nyata atau tidak, tetapi bagi hidup saya itu nyata. Banyak kata-kata yang benar menusuk, menyinggung, dan membangunkan saya.
Nelson Menemukan banyak menemukan inspirasi di Pulau Robben, ya di penjara sebuah ruangan kecil yang sunyi dan penuh derita. Seperti yang saya alami terperangkap dalam ruang sempit dan sunyi. Tetapi bukan penjara, melainkan hati.
Sebuah puisi singkat yang menginspirasi kapten springboks dan terutama saya.
Sebuah puisi yang tak perlu penafsiran mata dan telinga.
Out of the night that covers me,
Black as the pit from pole to pole,
I thank whatever gods may be
For my unconquerable soul.
In the fell clutch of circumstance
I have not winced nor cried aloud.
Under the bludgeonings of chance
My head is bloody, but unbowed.
Beyond this place of wrath and tears
Looms but the Horror of the shade,
And yet the menace of the years
Finds and shall find me unafraid.
It matters not how strait the gate,
How charged with punishments the scroll,
I am the master of my fate:
I am the captain of my soul.
.......||......