Suratku Untuk Tuhan

Aku percaya Kamu ada utuk ku di saat aku susah maupun senang. Aku tau kau turut serta merasakan setiap denyut jantungku, setiap aliran darahku. Saat ini betapa aku tak ada tenaga untuk mendenyutkan jantungku. Tak ada tenaga untuk mengalirkan darahku. Di setiap Langkahku tak berati lagi. Seperti ku berjalan tanpa arah. Tuhan jikalau kau benar-benar ada untuk ku. Berilah sedikit denyutan jantung ini.
Aku yang menjadi harapan, palingga untuk diriku sendiri, harus jatuh di lubang yang sama. Dan terasa sangat menyakitkan. Aku tak mampu lagi berdiri di atas awan-awan mimpiku. Aku hanya pemimpi yang pintar bermimpi, bodoh menjalankan mimpiku. Mimpi apa lagi yang kau berikan di dalam diriku? Maaf jikalau aku mengecewakanku.
Kini aku benar-benar kecewa, aku benar-benar tak tau arah. Kini benar-benar tak lagi mempunyai detak jantung. Kini darahku sudah membeku. Adakah kau menolongku? Adakah kau memberiku mimpi kembali? Adakah kau memberiku jiwa yang hilang? Adakah kau mengampuni dosaku? Ataukah kau inginkanku menjadi pecundang? Ataukah kau inginkanku menjadi si penakut? Atakau menjadi sampah dalam tubuh sampah ini?
Mukin Jalan ini tak akan berhenti. Tapi jalan ini mungkin tak lagi untuk ku.
Maaf aku mengecewakan semua. Tuhan, terimakasih telah memberiku mimpi walau sejenak ini.

Salam sayangku


Joanes de Deo Ardanariswara

1 komentar:

  1. Halo broer,
    Terima kasih telah mampir & tinggalkan pesan di blog saya. Saya senang dengan blog anda yang bagus ini, mudak diakses & informatif.
    Salam sukses!

    BalasHapus