Dua Ekor anjing (Mencari Kebahagiaan)

Ada dua ekor anjing yang bersahabat. Anjing yang besar dan anjing yang kecil. Anjing yang kecil selalu mengeluh tentang penderitaan hidupnya dan selalu berharap kapan kiranya dewa keberuntungan akan datang untuk menolongnya agar terlepas dari penderitaan dunia.Anjing yang tua selalu menasehati anjing yang kecil dan berkata: "Meskipun tak punya rumah tetapi kita bisa tinggal dimanapun. Hidup didunia ini asal tidak mengalami kelaparan dan kedinginan sudah cukup. Jika dipelihara oleh manusia dan menjadi seekor anjing yang meminta belas kasihan majikan, maka akan kehilangan kebebasandan kehormatan".

Anjing kecil tersebut tidak mau mendengar nasehat anjing tua, selalu bermimpi bahwa dirinya - dari anjing yang bebas mengembara menjadi anjing yang dipelihara manusia. Pada suatu hari, anjing kecil tersebut pergi ke tempat peramal dan bertanya: "Dimanakah kebahagiaan itu berada?" "Kebahagiaan itu berada pada ekor kamu!"Setelah mendengar kata-kata tersebut, anjing kecil tersebut mati-matian berputar ingin menggigit ekornya untuk menangkap kebahagiaan. Dia lari sekuat-kuatnya hingga berkeringat, tetapi tetap tidak dapat menggigit ekornya. Akhirnya dengan letih dia berkata kepada anjing tua: "Menurut ramalan, kebahagiaan saya berada pada ekor saya. Tetapi saya tidak dapat menangkap kebahagiaan. Tolong beritahu, bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan kebahagiaan?"

Anjing tua dengan tersenyum berkata: "Saya mencari kebahagiaan dengan berjalan menuju ke depan. Tidak pernah berkeluh kesah tentang masa lampau, tidak pernah kuatir dan takut tentang keadaan sekarang dan juga tidak pernah kuatir tentang masa yang akan datang. Asalkan kaki saya melangkah ke depan maka kebahagiaan yang berada di ekor saya pasti mengikuti saya".

Fokus Pada Satu Usaha

Andrew Carnegie pernah dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan seorang industrialis sejati. Padahal ia bukanlah anak sekolahan dan bukan keturunan orang kaya. Ia mendapatkan pendidikannya bukan dari sekolah melainkan dari bekerja. Carnegie adalah imigran Skotlandia yang datang ke AS ketika usianya 13 tahun. Setelah tiba di AS ia bekerja di sebuah pabrik pembuatan benang di Pennsylvania. Tahun berikutnya ia pindah kerja sebagai pengantar telegram. Namun karena ingin meraih masa depan lebih baik ia pindah posisi menjadi operator telegram. Di sana ia banyak belajar.

Tak lama ia pindah ke perusahaan kereta api di Pennsylvania dan menjadi asisten seorang top eksekutifnya bernama Thomas Scott. Dari Scott inilah ia belajar industri kereta api dan sekaligus belajar bisnis. Tiga tahun kemudian ia dipromosikan menjadi pengawas perjalanan kereta. Sambil bekerja ia mencoba investasi. Scottlah yang mengajarkannya. Carnegie menanamkan modal US$500 di perusahaan ekspedisi yang di antaranya melayani pengantaran telegram. Setelah itu ia investasi juga di beberapa perusahaan lain meski dengan jumlah saham kecil seperti di perusahaan mobil dan bahkan kereta api. Lama-lama investasinya terus meningkat. Sampai pada tahun 1864 ia sudah bisa menginvestasikan US$ 400.000 untuk membangun ladang minyak.

Dari sinilah bisnisnya mulai tampak dan makin lama makin besar, sampai-sampai ia harus keluar dari perusahaan kereta api agar bisa konsentrasi mengurus bisnisnya. Setelah konsentrasi di bisnisnya, usahanya makin maju. Ia pun berkembang menjadi pengusaha sukses dan pernah dinobatkan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Apa rahasia suksesnya? Di antaranya ia menyebutkan fokus atau konsentrasi. "Konsentrasi adalah moto saya. Pertama kejujuran, kemudian industri, setelah itu konsentrasi," katanya. Ia memang dikenal sebagai seorang industrialis sejati dengan industri bajanya yang luar biasa.

Tetapi ia punya nasihat lain. "Orang sukses adalah orang yang telah memilih satu jalan, dan terus fokus pada jalan itu," katanya. Itu berarti konsentrasi. Tentang konsentrasi ini pula ia dikenal dengan ungkapannya yang berikut. "Konsentrasikan energimu, pikiranmu, dan modalmu," katanya. "Orang bijak meletakkan semua telurnya dalam satu keranjang dan ia mengawasi keranjang itu," jelasnya. Jadi betapa pentingnya fokus atau konsentrasi. Dan dengan cara itu ia bisa melipatgandakan pendapatannya. Bayangkan, ketika ia mulai bekerja gajinya cuma US$ 1,2 per minggu. Dan beberapa tahun kemudian ia menjadi orang terkaya di dunia yang hanya bisa dikalahkan oleh John D. Rockefeller. Jadi marilah kita fokus pada satu pekerjaan yg menurutmu akan berhasil. GBU

Hanya Anda Yang Bisa Mengubah Diri Sendiri

Pada suatu hari, di sebuah perusahaan besar, ada pengumuman besar yang tertulis pada pintu-pintu kantor. "Ada salah satu pegawai yang telah menghambat kemajuan kantor, dan dia telah meninggal kemarin. Kami mengundang Anda pada upacara pemakaman yang akan diadakan di ruang olahraga lantai dasar." Semua orang merasa sedih karena mereka telah kehilangan rekan kerja, tetapi mereka juga penasaran siapakah orang yang telah menghambat kemajuan kantor.

Setelah pengumuman dibaca hampir semua pegawai, ruang olahraga penuh disesaki pegawai yang ingin melihat siapa pegawai yang dimaksud. Beberapa petugas keamanan bahkan harus menjaga keramaian itu. Salah satu pegawai berhasil mendekati peti mati dan membuka bagian penutup peti. Ketika peti dibuka, tidak ada siapapun di dalam peti mati. Hanya ada sebuah cermin di bagian bawah peti yang memantulkan bayangan siapapun yang melihatnya.

Tak hanya ada cermin di dalam sana, ada sebuah kertas yang bertuliskan: "Anda adalah satu-satunya orang yang dapat mengubah hidup Anda sendiri. Anda adalah satu-satunya orang yang bisa menebar kebahagiaan, pencapaian dan kesuksesan. Anda satu-satunya orang yang dapat menolong diri Anda sendiri. Hidup Anda tidak akan berubah saat bos Anda berubah. Hidup Anda tidak akan berubah jika istri Anda berubah. Hidup Anda tidak akan berubah jika perusahaan berubah." "Hidup Anda berubah pada Anda mengubahnya, karena hidup Anda akan jalan di tempat walaupun sebanyak apapun orang lain di sekitar Anda berubah. Maka lakukanlah sekarang juga.

Cara Mencari Mukjizat

Setelah sekian lama hidup berkeluarga suami istri dihadapkan kepada masalah. Suaminya mengira masalah kehidupan rumah tangganya terletak pada istrinya. Sang suami mengira bahwa istrinya tuli. Akhirnya suami pergi berkonsultasi kepada seorang dokter. Dokter menyarankan ketika dirumah agar memanggil istrinya dalam jarak empat meter.

'Nanti kalo istri saya tidak menjawab, apa dia benar-benar tuli, dok?' tanya sang suami.

'oo..belum tentu..kalo jarak empat meter tidak menjawab, cobalah mendekat dengan jarak dua meter,' jawab dokter.

'Kalo masih tidak menjawab dok?" tanya lagi sang suami.

'Panggillah yang lebih dekat lagi, kalo masih tidak menjawab berarti istri anda tuli.' kata dokter.

Begitu sampai di rumah sang suami melihat istrinya sedang menyirami bunga di halaman rumahnya. Dari jarak empat meter suaminya menyapa, 'Hai, sayang sedang ngapain?' Pertanyaannya tidak dijawab, suaminya jadi khawatir, istrinya benar-benar tuli. Kemudian suaminya mendekat dengan jarak dua meter memanggil istrinya. 'Sayang, bunganya indah sekali ya..' Ternyata masih juga tidak mendengar jawaban istrinya. Dengan gagahnya suaminya berdiri mendekat disamping istrinya yang sedang menyiram bunga dan mengatakan dengan suara keras, 'Sayang, Sibuk ya? Lagi ngapain sih?'

Sang istri menoleh dengan wajah memerah menahan amarah dan mengatakan kepada suaminya. 'Kamu ini ada apa sih? sudah tiga kali aku bilang, sedang menyirami bunga, masih aja bertanya.'

begitulah kita, seringkali kita beranggapan orang lain yang salah. Padahal sebenarnya kesalahan itu ada pada diri kita sendiri, terkadang kita tidak menyadari bahwa kesalahan itu terletak pada diri kita sendiri. Semoga repost ini selalu mengingatkan kita semua untuk selalu melihat ke diri kita selalu.

Tidak Sulit Menemukan Kebahagian

Kebahagiaan
Alkisah pada suatu senja temaram, tampak seorang perempuan cantik berusia empat puluhan, berpakaian indah dan santun, turun dari mobil mewah yang ditumpangi. Dengan wajah yang tidak bahagia, dia mendatangi rumah bibinya yang berada di pinggir kota, jauh dari keramaian.

Setelah melepas kangen, sambil menarik napas panjang, perempuan itu berkata, "Bibi. Setelah anak-anak besar, saya merasa kesepian dan tidak bahagia. Saya merasakan kehidupan yang hampa dan tidak bermakna lagi."

Sambil tersenyum bijak, tanpa berkomentar sedikit pun si bibi memanggil seorang perempuan, yang bekerja sebagai pembantu harian di rumah itu.

"Mbak Anik. Ini keponakan ibu. Datang dari kota ingin mendengar kisah bahagia. Nah, tolong diceritakan, bagaimana caranya menemukan kebahagiaan?"

Anik duduk di kursi yang ada di dekat perempuan itu, lalu mulai bercerita dengan gaya bahasanya yang lugu dan sederhana. Suaranya jernih dan jelas.

"Begini, Non. Saya pernah punya suami dan anak. Tetapi, suami saya meninggal karena kanker. Celakanya, tiga bulan kemudian putra tunggal saya menyusul bapaknya, meninggal ditabrak truk. Saat itu, saya tidak punya siapa pun. Saya enggak bisa tidur, enggak enak makan, enggak bisa tersenyum apalagi tertawa. Tiap hari selalu ada waktu untuk menangisi nasib saya yang jelek ini. Saya bahkan berpikir mau bunuh diri saja.
Lalu suatu malam, waktu pulang kerja, seekor kucing mengikuti saya. Karena di luar dingin, saya membiarkan anak kucing itu masuk ke dalam rumah. Saya memberinya susu, yang langsung habis diminum. Anak kucing itu mengeong dan menggosok-gosokkan badannya ke kaki saya. Untuk pertama kalinya dalam bulan itu, saya bisa tersenyum.
Saya sendiri merasa keheranan, lalu berpikir, jika membantu seekor anak kucing saja bisa membuat saya tersenyum, mungkin melakukan sesuatu untuk orang lain bisa membuat saya bahagia. Jadi, hari berikutnya, saya membuat kue pisang dan memberikannya ke tetangga yang lagi sakit dan tak bisa bangun dari tempat tidurnya. Dia sangat senang menerima pemberian saya dan kami pun sempat ngobrol dengan bahagia.
Setiap hari, saya mencoba berbuat baik, paling sedikit satu kali sehari berbuat baik. Karena yang saya rasakan, saat melihat orang lain bahagia, saya juga merasa bahagia. Hari ini, rasanya tidak ada orang yang bisa makan lahap dantidur pulas seperti saya. Saya menemukan kebahagiaan ketika bisa membahagiakan orang lain."

Mendengar cerita Anik, sontak perempuan kaya itu menangis. Ia sadar, ia punya segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang, tapi dia kehilangan hal-hal yang tak bisa dibeli uang. Kekayaan yang dipunyai ternyata tidak mampu membuatnya bahagia.

Renungan

Syukur adalah magnet keberkahan! Dengan mensyukuri atas segala sesuatu yang telah kita miliki, maka kebahagiaan akan selalu mengalir di kehidupan kita. Sebaliknya jika kita tidak mampu menerima keadaan kita hari ini, sebagaimana adanya dan mensyukurinya, maka akan muncul "ketimpangan" batin. Akan terjadi gejolak ketidaknyamanan, ketidakbahagiaan, yang akan membawa kita pada penderitaan yang berkepanjangan.

Bisa bersyukur adalah "ilmu hidup" yang harus kita praktikkan. Kebahagiaan itu, bukan sekadar apa yang kita dapatkan, malah seringkali, mampu memberikan bantuan / pertolongan bagi orang yang memerlukan, dan hal itu pasti akan melahirkan kebahagiaan sejati yang alami.

Londo Ireng (Langkah Darurat Belanda)

Latar Belakang

Belanda kehilangan ribuan tentara Eropa dan jumlah yang jauh lebih besar tentara "pribumi" dalam Perang Jawa melawan Pangeran Diponegoro. Belanda tahun 1827 ditengah-tengah berkecamuknya Perang Diponegoro, mengirim bantuan pasukan satu resimen terdiri dari 3000 orang tentara bayaran kulit putih. Dua tahun kemudian resimen tersebut tinggal 1000 orang.
Ditambah lagi setelah kemerdekaan Belgia pada tahun 1830, populasi Belanda itu jauh berkurang. Otomatis belanda kehilangan rekrutan untuk jadi tentara

Pengrekrutan

Antara 1831 dan 1872 lebih dari tiga ribu orang Afrika direkrut sebagai tentara melalui Belanda Gold Coast. Rekrutmen ini sebenarnya merupakan tindakan darurat. Para tentara Afrika pertama Direkrut di Elmina. Mereka dikerahkan tahun 1832 di Sumatera Selatan. Belanda berhasil merekrut tentara bayaran Afrika. Pengiriman terjadi dalam beberapa gelombang: antara tahun 1831-1836, sebanyak 112 orang, tahun 1837-1841, sebanyak 2100 orang dan antara tahun 1860-1872, 800 orang. Jumlah seluruhnya lebih dari 3000 orang, seluruhnya berstatus bujangan. Serdadu bayaran dari Afrika tersebut bekerja berdasar kontrak untuk 12 tahun dan dapat diperpanjang, dengan gaji 20 gulden/bulan.

Mereka disebar keberbagai lokasi, Semarang, Salatiga, Solo, Surabaya dan Yogyakarta, namun sebagian besar ditempatkan di Garnisun Purworejo pada Tangsi Militer Kedungkebo yang baru selesai dibangun permulaan tahun 1830-an.

Peranan Londo Ireng

Karena perekrutan prajurit ini merupakan sebuah eksperimen, maka banyak laporan lengkap mengenai mereka. Dikatakan prajurit-prajurit Afrika ini pemberani, tapi begitu pecah perang, mereka jalan sendiri-sendiri. Susah diatur! Mereka sebagai prajurit Belanda merasa lebih tinggi daripada orang-orang pribumi. Tapi sikap angkuh ini juga dipupuk oleh Belanda karena jarak sosial dengan penduduk setempat menguntungkan pihak Belanda. P
Uji coba serdadu Afrika tersebut dimulai di Lampung, Sumatra Selatan yang nampak kurang memuaskan, kemudian dalam Perang Paderi di Sumatra Barat dimana sudah nampak kelebihan orang Afrika ini, namun yang dianggap sukses oleh Belanda adalah ikut sertanya 536 serdadu Afrika dalam pasukan yang berkekuatan 7500 orang dalam ekspedisi ketiga penaklukan Bali tahun 1849, (Perang Buleleng) yang berakhir dengan ditundukkannya raja Bali setelah jatuhnya benteng Jagaraga (Singaraja). Setelah ekspedisi berakhir sebanyak 41 orang serdadu Afrika mendapat tanda penghargaan dan citra mereka naik tinggi dimata orang Belanda.
Setelah itu serdadu Afrika ikut aktif dalam ekspedisi ke Timor, Sulawesi, Kalimantan dan tentu saja dalam perang Aceh. Disini seorang perwira dalam laporannya mengatakan bahwa “orang Afrika adalah serdadu-serdadu terbaik dalam KNIL (Serdadu Hindia Belanda)” dan “memperhatikan bahwa orang Aceh sangat segan terhadap orang Afrika”.

Munculnya Kampung African

Belanda tidak menutup mata terhadap prestasi dan jasa orang Afrika ini. Mengingat kedatangan mereka berstatus “bujangan”, mereka menyalurkan kebutuhan biologisnya dengan perempuan setempat, ada yang sekedar kumpul kebo, namun banyak yang berujung dengan pernikahan. Mereka membangun kehidupan rumah tangga dan sewaktu kontrak mereka habis, mereka yang tidak ingin kembali ke Afrika, memutuskan untuk menetap ditempat dimana mereka terakhir ditugaskan. Inilah kiranya cikal-bakal masyarakat Afrika , khususnya di Purworejo. Mereka hidup di luar tangsi dan membaur dengan masyarakat setempat bersama isteri penduduk pribumi dan anak-anak turunan mereka, yang mendapat julukan Indo Afrika. Ketika Indonesia merdeka dan KNIL dibubarkan, kebanyakan memilih pindah ke Belanda. Menurut Ineke van Kessel hanya tinggal satu keluarga dari prajurit Afrika yang ada di Purworejo.