Berterimakasih pada Kegagalan

Berikut ini adalah daftar panjang kegagalan dari orang yang semasa hidupnya banyak menghadapi tantangan dan badai.
Tahun 1831 : Usahanya bangkrut
Tahun 1832 : Ia menderita kekalahan dalam pemilu tingkat lokal
Tahun 1833 : Ia kembali bangkrut dalam usahanya
Tahun 1835 : Istrinya meninggal dunia
Tahun 1836 : Ia menderita tekanan mental sehingga hampir saja masuk RSJ
Tahun 1837 : Menderita kekalahan dalam suatu kontes pidato
Tahun 1840 : Gagal dalam pemilu anggota Senat
Tahun 1842 : Kalah dalam pemilu Konggres
Tahun 1848 : Gagal lagi dalam pemilu Konggres
Tahun 1855 : Gagal lagi dalam pemilu Senat
Tahun 1856 : Kalah dalam pemilu sebagai Cawapres
Tahun 1858 : Gagal lagi-lagi dalam pemilu Senat
Tahun 1860 : Ia akhirnya terpilih menjadi Presiden
Siapakah dia?.


Namanya adalah Abraham Lincoln – salah seorang Presiden Amerika yang terkenal.
Mungkin jika orang lain mengalami kegagalan sebanyak itu sudah mundur teratur sejak awal-awal. Tetapi Lincoln maju terus, mungkin kata ‘mundur’ tidak ada dalam otaknya. Selama hampir 29 tahun ia terus berupaya. Akibatnya kemudian ia mencapai suatu sukses yang luarbiasa.

Simak kata-kata terkenalnya:
Sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain,
Tanpa kehilangan semangat
(Abraham Lincoln)
Kegagalan itu ibarat pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila anda terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka anda akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan sama saja membuang pasir dari semua emas yang ada di dalamnya.

Gagal. Nah gagal itu sebenarnya adalah suatu rencana Tuhan untuk menunjukkan kepada kita bahwa masih banyak hal yang harus kita pelajari, yang mana kalau kita sukses padahal kemampuan kita masih dangkal, kita akan terjatuh lebih dalam lagi. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ahli investasi dari Amerika bahwa ‘orang bodoh dengan uang banyak adalah suatu fenomena yang sangat menarik’. Apakah yang akan terjadi bila orang bodoh tiba-tiba mendapatkan uang banyak? Jelas, dia akan menghabiskannya tanpa perhitungan hanya untuk barang-barang konsumtif dan kembali mengalami kesulitan keuangan karena kemungkinan besar barang-barang konsumtif tersebut akan dia beli dengan cara kredit. Apakah dia pantas disebut orang kaya? Jelas tidak, orang yang betul-betul kaya tahu betul apa yang akan dia perbuat dengan uangnya dan akan mengembangkannya lebih banyak lagi.

Poin utamanya adalah kesuksesan yang kita terima akan selalu sesuai dengan kapasitas diri kita. Jika kita menerima kesuksesan di luar kapasitas diri, malah kita akan jatuh lebih dalam dan gagal lebih parah. Maka dari itu, jangan terlalu mendramatisir kegagalan. Bisa jadi dengan kegagalan Tuhan menyelamatkan kita dari kegagalan yang lebih parah. Yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana caranya agar kita bisa berkembang secara pribadi untuk layak menjadi orang yang betul-betul sukses sehingga kesuksesan kita bisa bertahan lama dan semakin berkembang.

Catatan : Dalam kegagan kita menambah kapasitas untuk menampung nilai kesuksesan. Semakin besar kegagalan semakin banyak anda belajar menerima kesuksesan.

0 komentar:

Posting Komentar