Pada masa dinasti Song ada seorang petani yang tidak pernah sabar. Ia merasa padi di sawahnya tumbuh sangat lambat. Akhirnya ia berpikir, “Jika saya menarik-narik padi itu ke atas, bukankah saya membantunya bertumbuh lebih cepat?” Lalu ia menarik-narik semua padinya. Sampai di rumah, dengan bangga ia bercerita kepada istrinya bahwa ia baru saja membantu padinya bertumbuh lebih cepat.
Keesokkan harinya ia pergi ke sawah dengan bersemangat, tetapi betapa kecewanya ia ketika melihat bahwa semua padi yang kemarin ditariknya ke atas sudah mati.
Lalu iya menanam padi lagi. karena ia tak sabar, padi itu di genangi air yang banyak. dan dia pulang menceritakan kepada istrinya semua yang telah terjadi. istrinya pun tersenyum. beberapa hari ia melihat padinya membusuk. dia pun sangat kecewa pulang kerumah dan menceritakan kepda istrinya.
Keesokan harinya istrinya memberi bibit padi dan bilang kepada suaminya " tanam ini dan tunggulah dengan sabar" dia pun pergi ke sawah dan menanam seperti biasanya. beberapa bulan kemudian ia pun dapat memanen padi yang berlimpah.
Dalam hidup ini, kita juga kerap tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Ketika pertolongan Tuhan rasanya tak kunjung tiba, jangan tergesa mengambil jalan. Bukannya menyelesaikan masalah, malah sering kali mendatangkan masalah baru yang justru lebih besar! Akar ketidaksabaran adalah tidak percaya. Jika kita sungguh-sungguh percaya Allah mampu menolong, kita akan menanti Dia dengan sabar.
Menjadi sabar itu susah, namun dengan sabar kita memberi waktu tuhan bekerja dan memberi berkah berlimpah kepada kita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)