Jangan Menghakimi Diri Sendiri

Jika anda kecewa, sedih, atau frustasilebih baik anda jalangan lakukan penyesalah yang terlalu dalam, apa lagi sampai bunuh diri. Kekecewaan yang anda alami mungkin anda rasa paling berat di dunia ini, mulali lah berfikir anda bisa bangkit. Saya ingin membuat cerita fiktif yang mungkin aneh tetapi saya harap mampu membangkitkan anda untuk menjadi lebih baik.

Suatu hari Ani di datangi pacarnya. ani yang tinggal di apartemen atas terkaget karena biasanya pacar menunggunya di bawah. Hari itu mungkin hari terburuk dalam hidup Ani. Ani diputusin pacarnya yang sangat iya sayangi. ani pun sangat teramat sedih. hingga akhirnya ani memutuskan untuk bunuh diri. dia bunuh diri melompat dari jendela apartemennya di lantai 9.

Saat ani melompat dari jendela kamarnya, dia melihat dari jendela ibu2 tetangganya di lantai 8 yang sedang merawat anaknya yang sakit tumor ganas.

Setelah itu ia melihat di lantai 7, Jamilah teman kuliahnya yang menggundul rambutnya. karena dia sudah di perkosa 2 orang tak dikanal,dalam perjalanan setelah praktek di lab.

Dilantai 6 dia melihat seorang kakek-kakek yang menggendong boneka peninggalan satu-satunya dari istrinya, yang meninggal karena kecelakaan setalah dua hari pernikahan mereka.

terus meluncur di lantai 5 dia melihat seorang ibu yang merawat 6 anak yang masih kecil-kecil.

di lantai 4 dia melihat seorang ce muda melayani om-om untuk membiayai sekolah adik-adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal.

di lantai 3 dia melihat seorang ibu-ibu tua menyisiri anaknya yang idiot

di lantai 2 dia melihat seorang arsitek yang menggambar siang dan malem untuk mengejar batas waktu selesai penggambaran.

di lantai 1 dia melihat seorang saatpam yang dimarahi habi-habisan oleh kepala gedung karena dia lupa mematikan lampu.

dan di lantai dasar semuanya melihat ani yang berlumuran darah, dan meninggal dengan tragis karena diputusin pacar.


Sebuah cerita singkat betapa tidak bermutunya si ani yang meninggal karena di putusin pacarnya. Sesungguhnya masih banyak orang yang lebih menderita daripada kita. Mungkin karena kita tidak melihat sekitar dan merasa dirikita paling sial, paling tragis, sehingga kita putuskan untuk menghakimi diri sendiri. Mulai sekrang angkat dahi kalian dan pandang kedepan, masih banyak rintangan yang harus anda tendang, masih banyak rintangan yang harus anda selesaikan. Bangun dan teruslah berjalan.

0 komentar:

Posting Komentar