Gagal adalah Bagian Dari Hidup

Kegagalan adalah jalan yang paling di benci orang-orang. Namun kegagalan juga menjadi tolak ukur seberapa besar perjuangan kita menuju keberhasilan. mungkin sederhana saja "jangan menyerah" selalu terucap di benak. namun bagaimana kita melihat kegagalan-demi kegagaan tampa terlihat sedikitpun cahaya keberhasilan.
Sewaktu saya kuliah di Universitas Sanata Dharma dengan IPK yang tidak terlalu buruk dan tidak terlalu bagus, tiba-tiba ayah menelepon dan bertanya mau tidak berangkat ke Jerman? Yang ada di benak saya cuma satu "aku bisa membanggakan dan di banggakan orang tua".

Namun masalah demi masah kegagalan dami kegagalan menghantam saya. Ketika saya belajar bahasa jerman saya sama sekali tidak lulus. Bahasa yang sebagai dasar saja tidak lulus, bagaimana saya bisa membanggakan orang tua?. Namun orang tua tetap memberi semangat.

Ketika Waktu demi waktu memperbaiki bahasa, dan menambah kemampuan diri saya di kejutkan dengan kegagalan pembuatan visa. ini kegagalan ke dua kali yang membuata saya drop dan tidak ada sedikitpun semangat untuk berangkat ke Jerman. Kegagalan ini di sebabkan ketidak profesionalnya agen saya. Ya memang bukan salah saya. Namun di sini saya mulai tidak percaya agen, dan saya pun tidak percaya pada diri sendiri.

Disi saya mulai berfikir, bagaimana saya mengembalikan kerugian ayah, saya tetap bisa melanjutkan hidup.

Hingga akhirnya ayah saya bertanya "Kamu niat ga mau kuliah di Jerman?" saat itulah saya baru tersadar. Memang kata-kata yang sepele, tapi di saat yang tepat. saat itu juga saya mencari informasi-informasi hingga akhirnya tertuju pada perjuangan di jalan Sudirman no. 1 Jakarata.
Walau tolakan demi tolakan namun aku tau itu bukan akhir.

Saya cuma anak kampung di pinggiran Yogyakarta. Anak kampung yang tidak tau apa-apa, yang taunya cuma "nerimo", tidak punya mimpi yang besar menjadi presiden taupun milyarder.

Sekarang saya sudah di Jerman.
Mimpi ku adalah harpanku. usahaku adalah jalanku, kegagalanku adalah ilmuku.
Tidak ada yang percuma di Dunia ini
Orang lain adalah bagian dari hidup, namun hidup milikku sendiri.
"Kamu niat ga mau kuliah di Jerman?" kata-kata yang membuat aku tahu bahwa hidup ini milikku, bukan milik ayahku atau siapapun.
sekarang aku kerjar mimpiku sendiri, maka otomatis aku akan membuat orang tuaku bahagia.


terimakasih sudah membaca


0 komentar:

Posting Komentar