Belajar Rendah Hati


Belajar tentang rendah hati memang sangat sulit, apalagi kita yang hidup dalam masa sekarang ini. Banyak sekali godaan yang datang. Tetapi kita bisa tetap belajar menjadi rendah hati, meski pelan tetapi pasti.
Rendahan hati adalah aspek yang penting dalam hidup ini dan sangat diperlukan oleh mereka yang mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari." Kerendahan hati adalah kebenaran. Kerendahan hati yang sejati terutama terdiri dari kerelaan untuk menerima apapun yang ingin diperbuat Tuhan dengan mereka, dan selalu merasa apapun yang ingin diperbuat Tuhan dengan mereka, dan selalu merasa diri tidak layak disebut abdiNya.

Rendah hati ketika berdoa.
Khusus ketika berdoa, para kontemplatif harus selalu meninggikan panji kerendahan hati dan menanggung segala pukulan yang mereka terima tanpa membalas satupun. Tugas mereka adalah untuk menderita sebagaimana Kristus telah menderita, memanggul salib lebih tinggi dan tidak melepaskannya dari tangan mereka, kendati bahaya apapun menghadang mereka. Mereka tidak boleh memperlihatkan kelemahan mereka dalam penderitaan, dan untuk inilah mereka diberi karunia-karunia yang begitu luhur. Para kontemplatif harus hati hati akan apa yang mereka lakukan, karena bila mereka melepaskan panji kerendahan hati ini, mereka akan kalah."

Disamping kebajikan-kebajikan itu, ajaran dari St. Teresa menekankan pentingnya ketaatan tentang rendah hati dengan mengatakan "saya dapat memastikan bahwa selama seorang gagal dalam ketaatan, ia tidak pernah akan menjadi kontemplatif, dan tidak akan pernah menjadi seseorang yang baik, dan hal ini saya anggap sangat, sangat pasti." Ia mengakhiri dengan berkata "Inilah kebajikan-kebajikan yang saya inginkan agar kalian miliki, inilah yang harus kalian perjuangkan untuk mana kalian hendaknya punya cemburu yang suci."

Ia menyarankan agar berhati-hati terhadap apa yang dipikirkan dalam batin, terutama bila ini menyangkut kedudukan yang lebih tinggi. Kiranya Tuhan menjauhkan kita dari ungkapan-ungkapan:


"Saya lebih senior dari dia"
"Tapi saya lebih tua"
"Tetapi saya sudah bekerja lebih berat"
"Saudara yang lain diperlakukan lebih baik dari saya."
"Saya berhak."
"saya lebih tahu tentang agama di banding kamu"
"saya lebih suci di banding orang lain"
"saya lebih ..lebih ..dan lebih..segalanya"


Dan bila pikiran-pikiran ini timbul, harus segera di jauhkan sebab apabila dibiarkan, apalagi kalau diungkapkan , akan menyebar seperti penyakit dan akan menimbulkan kehilangan yang besar. Penghargaan yang sia-sia terhadap kehormatan dan kekayaan dapat timbul, baik di dalam maupun diluar lingkungan kehidupan kita.

Apabila orang memaksa minta dihormati, maka dia tidak akan dapat penghormatan yang tulus. Ia malah akan mendapat penghormatan yang semu.

Hendaklah masing-masing bertanya pada diri sendiri berapa banyak kerendahan hati yang kita miliki, maka kita akan melihat kemajuan yang dicapai. Kalau seseorang benar-benar rendah hati, maka setan tidak akan berani menggodanya untuk memperhatikan yang terkecilpun dalam soal kedudukan, karena setan takut akan serangan orang yang rendah hati. Karena seorang yang rendah hati akan selalu meninjau hidupnya, memikirkan bagaimana dia telah mengabdi Tuhan dan membandingkannya bagaimana seharusnya mengabdi kepada Tuhan dengan baik. Tuhan telah merendahkan hatiNya secara luar biasa dan dengan ini memberikan teladan kerendahan hati kepada kita.

Bolehlah kita mengingat nasihat ini, "Janganlah hanya berjuang dalam batin, karena sangatlah merugikan kalau kita tidak mendapat manfaat dari tindakan kerendahan hati ini, tetapi berjuanglah juga secara lahiriah agar sesama dapat menarik kebaikan dari godaaan-godaan kalian, kalau mau melawan setan, dan membebaskan diri secara lebih cepat maka begitu cobaan itu datang, mintalah kepada pimpinan supaya disuruh melakukan pekerjaan-pekerjaan tidak di harapkan orang lain / lebih rendah, dan bila mungkin lakukanlah ini atas inisiatif sendiri sambil belajar melipat gandakan kemauan untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan sifat-sifat kesombongan. Dengan demikian maka godaan-godaan hanya akan bisa bertahan sebentar saja."

di kutip dari: Facebook Bunda Maria Santa Perwaran Suci


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar