Ledakan Gunung Merapi Zaman Mataram

Kira-kira 11 abad yang lampau, di Jawa berdiri sebuah kerajaan besar, Mataram ( Hindu ). Karena pemerintahan Raja Rakai Sumba Dyah Wawa berakhir dengan tiba - tiba, maka para pakar menghubu
ngkannya dengan letusan Merapi. Menurut R.W. van Bemmelen dalam bukunya The Geology of Indonesia ( 1949 ), letusan itu demikian dahsyat dan mengakibatkan sebagian besar puncak Merapi lenyap.

Bahkan terjadi pergeseran lapisan tanah ke arah Barat Daya sehingga terjadi lipatan yang antara lain membentuk Gunung Gendol. Letusan tersebut juga disertai gempa bumi, banjir lahar, serta hujan abu dan batu-batuan yang sangat mengerikan (Sejarah Nasional Indonesia II, 1985, hal. 155 ).

Bencana alam ini, sebagaimana disebutkan oleh Boechari (seorang arkeolog yang mendalami bidang epigrafi) mungkin merusak ibukota Medang dan banyak daerah permukiman di Jawa Tengah. Oleh rakyat, bencana ini disebut pralaya atau kehancuran dunia. Diperkirakan bencana hebat itu melanda Mataram pada abad ke - 9 hingga ke - 10.

Secara tersirat prasasti Rukam ( 829 Saka atau 907 Masehi ) menyebutkan peresmian desa Rukam oleh Nini Haji Rakryan Sanjiwana karena desa tersebut telah dilanda bencana letusan gunung api. Kemungkinan besar, gunung api yang dimaksud adalah Merapi. Hal ini mengingat prasasti Rukam ditemukan di daerah Temanggung, Jawa Tengah.

Letusan yang hebat konon kembali terjadi pada 1672. Naskah klasik Babad Tanah Jawi mengatakan demikian, “Kala itu berbarengan dengan meletusnya Merapi, suaranya menggelegar menakutkan. Batu-batu besar beradu beterbangan bercampur api."

Jika diamati seperti hujan batu. Lahar mengalir kencang di sungai. Banyak desa terkubur dan hancur. Banyak orang desa meninggal, rakyat Mataram ketakutan kena terjang lahar panas dan hujan abu”

Dikabarkan, akibat letusan itu langit di atas kerajaan Mataram (Islam ) gelap gulita selama 24 jam. Peristiwa tersebut terjadi pada 4 Agustus 1672, ketika kapal “Marken” milik Belanda sedang berlayar di Samudra Indonesia, di sebelah Selatan Kedu. Letusan Merapi memakan korban 3.000 orang, belum termasuk sawah ladang dan harta benda lainnya.

sumber: belantaraindonesia.org

0 komentar:

Posting Komentar